Pengurus Jemalih Dikukuhkan, Fokus Tingkatkan Partisipasi Pemilih di Kabupaten Cirebon

kacenews.id-CIREBON- Organisasi yang fokus pada isu kepemiluan dan pendidikan pemilih semakin berkembang di Kabupaten Cirebon. Salah satunya adalah Jejaring Masyarakat Pemilih (Jemalih), yang kini resmi memiliki kepengurusan baru.
Jemalih, yang awalnya terbentuk sebagai komunitas pada 18 November 2022, didirikan oleh Masyhuri Abdul Wahid yang kini menjadi anggota KPU Kabupaten Cirebon bersama sejumlah mantan penyelenggara pemilu lainnya. Organisasi ini bertujuan untuk mendorong peningkatan kesadaran demokrasi dan partisipasi masyarakat dalam pemilu serta pilkada.
Pada Rabu (26/2/2025) di Rumah Makan Nasi Liwet Sinapeul, sebanyak 45 anggota Jemalih secara musyawarah mufakat memilih H. Didi Akhmadi sebagai ketua baru.
Selain Didi Akhmadi sebagai ketua, sejumlah figur turut didapuk dalam kepengurusan baru Jemalih, di antaranya, Wakil Ketua Heru Santoso, Sekretaris Mohamad Balya, Wakil Sekretaris Nur Aida Fajriyanti, Bendahara Abdul Hadi, Wakil Bendahara Mustofa.
Sementara itu, Dewan Pembina Jemalih dipercayakan kepada Marzuki Rais, yang sebelumnya menjabat Anggota KPU Kabupaten Cirebon periode 2014-2019.
Dalam sambutannya, Didi Akhmadi menyampaikan rasa terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepadanya. Ia menegaskan bahwa kepengurusan baru Jemalih menghadapi tantangan besar, terutama dalam menemukan format organisasi yang tepat.
“Kami ingin menjadikan Jemalih sebagai organisasi yang benar-benar berkontribusi dalam pendidikan pemilih dan demokrasi. Saat ini, kami masih mencari format terbaik agar organisasi ini bisa berjalan efektif dan bermanfaat bagi masyarakat,” katanya.
Ia menyebutkan, agenda terdekat Jemalih adalah merumuskan struktur organisasi secara lebih rinci serta menyusun program kerja.
Menurutnya, salah satu fokus utama Jemalih adalah meningkatkan partisipasi pemilih di Kabupaten Cirebon, dalam pemilu dan pilkada.Karena berdasarkan data terakhir, angka partisipasi masyarakat dalam Pilkada 2024 mengalami penurunan dan hanya mencapai 59,5%.
“Ini menjadi pekerjaan rumah bagi kita semua, bukan hanya bagi penyelenggara pemilu, tetapi juga bagi berbagai elemen masyarakat. Kami ingin berperan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemilu dan demokrasi,” katanya.(Is)