Opini

Kemenangan Itu Ujian

Oleh: Sukanda Subrata
Penulis Lepas Cirebon

Pemilihan Kepala Daerah serentak tahun 2024 telah selesai. Dan pada hari itu juga masyarakat Indonesia sudah bisa melihat hasil hitung cepat perolehan suara dari masing-masing pasangan calon di daerah melalui media elektronik. Perolehan itu masih bersifat sementara yang dikeluarkan oleh beberapa lembaga survei ternama. Masyarakatpun menyambut bergembira begitu melihat pilihannya unggul. Artinya masyarakat tidak sia-sia memilih. Justru yang aneh itu, pemilih yang calonnya kalah tidak sedikitpun terlihat sedih atau kecewa layaknya orang yang kalah. Boleh jadi mereka secara emosional dengan calon pilihannya kurang. Mereka memilih bukan dengan hati, melainkan karena diberi sesuatu oleh tim suksesnya. Sangat berbeda jika calon yang kalahnya secara emosionalnya bagus. Pasti masyarakat tidak menerima begitu saja kekalahan itu. Bisa – bisa menuduh pihak yang menang melakukan serangan fajar, money politik, intimidasi, penggelembungan suara dan sebagainya. Untungnya pelaksanaan Pilkada serentak kali ini secara keseluruhan berjalan baik tanpa gejolak yang berarti di masyarakat.
Kini kondisi masyarakat kembali normal setelah melaksanakan pesta demokrasi lima tahunan ini. Masyarakat bisa seketika melupakan permasalahan Pilkada seperti sebelumnya . Apakah ada yang melakukan pencoblosan ulang atau ada yang melakukan pemilihan putaran kedua, masyarakat tak peduli karena itu masalah teknis. Kecuali masyarakat yang berperan langsung dengan Pilkada seperti tim sukses, jurkam, dan masing-masing calon akan menghadapi perjuangan baru.
Dengan adanya Pilkada serentak ini, setiap daerah akan menghasilkan seorang pemimpin yang representatif. Seorang pemimpin baru yang akan menghadapi berbagai ujian yang Allah SWT berikan dalam berbagai bentuk dengan tujuan untuk menguji keimanan, integritas, dan kepemimpinan seseorang
Sorang pemimpin diberi amanah dan tanggung jawab untuk mengelola kepentingan rakyat dan tidak menyalahgunakan kekuasaan yang diberikan. “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya…”.Terdapat pada Surat An-Nisa ayat 58. Berikutnya seorang pemimpin harus bisa berlaku adil, menjaga integritas, dan tidak mengecewakan kepercayaan yang diberikan oleh rakyat. Dia akan diuji apakah bisa memutuskan perkara dengan adil, tanpa diskriminasi atau menyalahgunaan kekuasaan, berpihak kepada kebenaran tanpa dipengaruhi oleh kepentingan pribadi atau golongan. Sesuai firman Allah SWT dalam Al Baqarah ayat 383: “Dan jika kamu memutuskan perkara di antara mereka, maka hendaklah kamu memutuskan dengan adil…”.
Ujian berat lainnya adalah harta dan kekuasaan. Seorang pemimpin punya posisi yang memungkinkan untuk memperoleh kekayaan atas kedudukannya. Namun ini tergantung tekadnya apakah akan tetap menjaga nilai-nilai kejujuran, kesederhanaan, dan tidak tamak terhadap harta duniawi. “Dijadikan indah dalam pandangan manusia kecintaan kepada apa yang diinginkan, yaitu wanita, anak-anak, harta benda yang berlimpah…”, surat Al –Imran ayat 14.
Pemimpin juga diuji dengan bagaimana cara memimpin dan cara memberi inspirasi kepada masyarakat. Bagaimana juga cara menghadapi kritikan, tantangan, pembangkangan. Pemimpin diuji sejauh mana kesabarannya , kebijaksanaanya, hubungan baik dengan rakyatnya dalam berbagai kondisi. “Berpeganglah kepada kebaikan, dan perintahkanlah kepada yang ma’ruf serta cegahlah yang mungkar”, Surat Al-A’raf ayat 199.
Pemimpin sering kali dihadapkan pada tantangan dan kesulitan dalam menjalankan tugasnya. Mereka harus bersabar dalam menghadapi ujian-ujian hidup yang datang, seperti masalah sosial, politik, ekonomi, dan keamanan. Kesabaran adalah kunci utama dalam mengatasi ujian ini. Pemimpin juga diuji dalam mengelola berbagai sumber daya dan membuat kebijakan yang adil serta bersih dari korupsi. Pemimpin untuk selalu memprioritaskan kepentingan rakyat, menghindari praktik korupsi, serta melayani masyarakat dengan tulus. Pemimpin diuji untuk mempertahankan prinsip-prinsip keadilan, kebenaran, dan nilai-nilai agama meskipun mereka menghadapi tekanan atau ancaman dari berbagai pihak. Ujian ini menguji sejauh mana mereka bisa berkomitmen. Pemimpin juga diuji dengan keberanian untuk membuat keputusan yang sulit demi kebaikan umat, meskipun terkadang keputusan tersebut tidak populer atau berisiko.
Keberanian ini penting dalam menjaga kebenaran dan keadilan. Seorang pemimpin juga diuji dalam hal kasih sayang dan perhatian terhadap rakyatnya, khususnya yang lemah dan membutuhkan. Ujian ini menguji sejauh mana pemimpin mampu menunjukkan empati dan memberikan perhatian kepada mereka yang tidak mampu. Pemimpin yang berada di posisi tinggi sering kali terpapar oleh berbagai pengaruh, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Ujian ini menguji keteguhan iman pemimpin dalam menghadapi pengaruh-pengaruh yang bisa mengubah arah kebijakan atau keyakinannya.
Kita sebagai masyarakat, rakyat dan warga negara yang baik akan mengikuti setiap kebijakan yang dibuat oleh pemerintah yang sah menurut undang-undang. Kita berharap pemimpin hasil pemilihan ini adalah pemimpin yang amanah terhadap janji-janjinya saat kampanye. Pemimpin yang rela berkorban bagi rakyatnya. Apalagi pemimpin muslim belajarlah mencontoh gaya kepemimpinan Nabi Muhammad SAW, jangan mencontoh yang lain,”Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu contoh teladan yang baik bagimu…”, terdapat dalam Surah Al-Ahzab ayat 21.
Setiap kemenangan atau keberhasilan yang kita peroleh patut disyukuri sebagai bentuk penghargaan kepada perjuangan kita. Namun sebagai seorang yang beragama jangan terbuai dengan kegembiraan karena yang seperti ini bisa membuat kita tergelincir. Ingat pada saat kita bahagia pasti ada yang menderita sedih. Kita harus menjaga juga perasaan mereka, jadi kemenangan ini bukan akhir dari segalanya namun berupa awal ujian menuju kualitas hidup yang lebih baik. Semoga pemimpin baru bisa lulus dalam setiap ujiannya.***

Related Articles

Back to top button