CirebonRaya

Pilu Sahrudin, Harus Gantikan Anak Saat Wisuda karena Meninggal

TEPUK TANGAN bergemuruh saat Sahrudin naik ke atas mimbar untuk menggantikan anaknya diwisuda. Ia membawa foto anaknya, Muhammad Yusuf, di dalam gedung saat prosesi wisuda yang digelar UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon tersebut.

Teman-teman Muhammad Yusuf memberikan apresiasi kepada Sahrudin. Tak sedikit yang meneteskan air mata saat itu.

Sahrudin harus rela menggantikan sang anak diwisuda. Muhammad Yusuf meninggal dua hari sebelum bulan Ramadan, saat sedang membantu ibunya berjualan lontong di depan rumahnya.

Menurut Sahrudin, Muhammad Yusuf meninggal saat akan mengganti gas 3 kilogram, tiba-tiba gas tersebut bocor dan menyebabkan kebakaran. Api menyambar Muhammad Yusuf yang memang berada tepat di dekat gas tersebut. Saat itu, peristiwa terjadi di depan rumahnya di daerah Cipayung, Jakarta Timur.

“Muhammad Yusuf ini anak bungsu saya, dia memang kuliah di IAIN Cirebon, tinggal di Jakarta. Dia meninggal saat sedang membantu orangtuanya berjualan, semoga husnul khatimah,” ujar Sahrudin saat ditemui usai prosesi wisuda.

Saat peristiwa tersebut terjadi, menurutnya, dia baru saja akan melakukan Salat Ashar. Tiba-tiba mendengar ada bunyi keras, dan ada api.

Menurutnya, Muhammad Yusuf sedang menunggu jadwal wisuda. Ia sudah menyelesaikan seluruh rangkaian menjadi mahasiswa.

“Dia kan lagi liburan, tinggal menunggu jadwal wisuda. Dia bilang bulan-bulan depan, pokoknya tahun ini wisuda. Kalau liburan dia memang pulang ke Jakarta,” ungkapnya.

Nahas, peristiwa tersebut merenggut nyawa Muhammad Yusuf beserta mimpi-mimpinya. Menurut Sahrudin, Muhammad Yusuf merupakan mahasiswa yang mendapatkan beasiswa dan berkuliah mengambil jurusan komunikasi penyiaran Islam (KPI) UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon.

Saat awal berkuliah, menurut Sahrudin, Muhammad Yusuf sempat tinggal di salah satu bangunan kampus selama dua tahun, kemudian menginjak tahun ketiga Muhammad Yusuf mulai kost.

“Meski punya saudara di Cirebon, dia enggan merepotkan. Akhirnya sempat tinggal di salah satu bangunan kampus selama dua tahun, meski kemudian akhirnya kost juga,” tuturnya.

Sahrudin mengatakan, saat prosesi wisuda, bukan hanya dirinya yang datang, seluruh keluarga pun turut datang.
“Kakak-kakaknya hingga keponakannya, semua datang. Meski sedih, kami sudah ikhlas,” ujarnya.(Fan)

Related Articles

Back to top button