Infrastuktur Antar Desa di Majalengka Mandeg

kacenews.id-MAJALENGKA-Di Kabupaten Majalengka masih ada sejumlah daerah antar kecamatan atau antar desa yang infrastukturnya belum terkoneksi dengan baik. Hal ini akan menjadi prioritas yang sudah tertuang dalam RPJMD Tahun 2025-2045.
Menurut keterangan Pj Bupati Majalengka Dedi Supandi, konektifitas antar desa atau konektfitas antar kecamatan penting dibagun untuk mempercepat arus transportasi masyarakat, mempercepat roda perekonomian masyarakat juga pelayanan publik.
“Butuh konetifitas antar wilayah, misalnya konektifitas desa yang satu dengan desa lainnya, atau antar kecamatan, yang saat ini dibangun adalah jalan sedangkan jembatan untuk menyambungkan satu wilayah dengan wilayah lainnya banyak yang belum dilakukan,” ungkap Dedi Supandi.
Menurutnya, yang dibangun desa-desa sekarang ini sifatnya masih lokal infrastuktur, desa yang satu membangun ruas jalan demikian juga yang dilakukan desa tetangganya, sedangkan jalan yang bisa menyambungkan antar kedua desa belum dilakukan.
“Penting pembangunan wilayah perbatasan,” ungkap Dedi.
Dia menyebutkan, pada rencana pembangunan daerah Tahun 2024-2026, telah memasukan program yang difokuskan pada penanganan sosial ekonomi dan infrastuktur, kesehatan serta ketahanan pangan.
“Ada tujuh pogram prioritas penanganan diantaranya masalah kemiskinan, stunting, ketahanan pangan termasuk juga program-program terkait dengan layanan publik. Jadi kita punya standar pelayanan publik masalah PJU, jalan, insfratruktur dan sebagainya,” ungkap Dedi.
Sedangkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025 -2045 menurut Dedi sudah dimasukan berbagai program pembangunan yang bisa memenuhi kebutuhan masyarakat Kabupaten Majalengka. Kedepan konektfitas antara desa, antar kecamatan bisa benar – benar terhubung dengan baik dan nyaman serta aman.
Adanya wacana jalan dan jembatan penghubung antar desa dan antar kecamatan disambut gembira sejumlah warga di Jatitujuh dan Kecamatan Ligung. Karena di wilayah tersebut sudah berpuluh – puluh tahun butuh akses jembatan untuk memperpendek jarak tempuh antar desa serta antar desa beda kecamatan.
Misalnya menurut Nana warga setempat, untuk memperpendek jarak tempuh antara Desa Bantarwaru, Kecamatan Ligung menuju Jatitujuh warga terpaksa memanfaatkan perahu gerek karena harus melintasi sungai Cimanuk, sementara pada saat hujan perahu gerek tdak bisa dipernakan karena kondisi air sungai cukup deras. Selain itu jalan menuju perahu yang menukik dan permukaan tanah yang licin.
Namun demikian rute ini banyak dimanfaatkan warga baik dari arah Jatitujuh maupun dari arah Ligung karena jika harus melintasi jalur jalan utama jarak tempuh cukup jauh harus melintasi sejumlah desa.
“Saya kalau dari Ligung pulang ke Sumber di Jatitujuh pasti melewati jalur jalan tersebut melintasi Desa Pangkalanpari, karena jika melalui jalur jalan utama harus memutar selisih jarak tempuh lebih dari 10 km,” ungkap Nana.
Jika saja ada jembatan penghubung antar kecamatan ini akses jalan akan semakin baik dan lebih cepat.
“Ada beberapa titik yang warganya memanfaatkan perahu kerek untuk menyeberang dan memperpendek jarak tempuh, tidak hanya antara Bantarwaru dan Pangkalanpari, namun juga di Putridalem, Pasindangan dan sejumlah tempat lainnya,” ungkap Nana.(Tati/KC)