Ragam

Wujud Keprihatinan, Forum Pengasuh Pesantren Babakan Ciwaringin Serukan Jaga Marwah NU dan Hormati Otoritas Dewan Syuriah PBNU

kacenews.id-CIREBON- Sebanyak 45 kiai dan ulama yang tergabung dalam Forum Pengasuh Pesantren Babakan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon, menyampaikan keprihatinan mendalam atas memanasnya dinamika dua kubu yang belakangan mencuat di tubuh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Dalam maklumat resmi yang dirilis pada 5 Desember 2025, para pengasuh pesantren ini menyerukan agar situasi segera kembali kondusif demi menjaga marwah organisasi dan fokus khidmah kepada umat. Mereka juga mengeluarkan maklumat yang di antaranya, agar semua menghormati otoritas Dewan Syuriah PBNU.

“Forum menegaskan bahwa NU sebagai jam’iyyah besar harus dijaga dari segala bentuk gesekan internal yang berpotensi menurunkan wibawa para ulama, khususnya Dewan Syuriah sebagai otoritas tertinggi di NU,” kata Ketua Forum Pengasuh Pesantren Babakan Ciwaringin, KH. Naziyullah Fauzi, saat menyampaikan hasil maklumat tersebut.

Ia menyebutkan, ada tiga poin maklumat dari hasil pertemuan tersebut. Yakni menyerukan persatuan dan soliditas. Seluruh pihak diingatkan untuk tetap berpegang pada Khittah dan Qonun Asasi NU, menjaga prasangka baik, serta mewaspadai segala bentuk adu domba yang berpotensi merusak marwah ulama dan memecah belah jam’iyyah.

“Kedua menghormati otoritas Dewan Syuriah. Forum menekankan pentingnya ketaatan terhadap kebijakan Dewan Syuriah sebagai pemegang otoritas sah sesuai Anggaran Dasar NU Pasal 14 ayat (3),” ujarnya.

Kemudian mendesak percepatan Muktamar. Menurutnya, untuk mencegah konflik berkepanjangan, PBNU diminta segera mempercepat pelaksanaan Muktamar. Forum bahkan mengusulkan secara spesifik agar Muktamar 2026 digelar pada bulan April, sebagai langkah strategis meredam ketegangan internal.

Di sisi lain, Kiai Baiquni yang juga hadir dalam pertemuan tersebut mengemukakan maklumat ini lahir dari rasa cinta dan tanggung jawab moral para kiai terhadap keberlangsungan NU. Menurutnya, para pengasuh pesantren memiliki kewajiban moral untuk menjaga organisasi agar tetap berada pada jalur yang penuh kebijaksanaan dan kemaslahatan.

“Maklumat ini adalah bentuk tanggung jawab moral kami terhadap keberlangsungan NU. Kami berharap seluruh pihak kembali mengedepankan kebijaksanaan, kedewasaan, dan cinta kepada jam’iyyah,” katanya.

Menurutnya,  percepatan muktamar perlu segera dibahas dan dijadwalkan agar ketegangan internal tidak berlarut. “Targetnya di awal tahun sudah bisa dimulai dan minimal April sudah bisa digelar percepatan Muktamar,” ujarnya.

Menutup maklumat tersebut, para kiai memanjatkan doa agar seluruh warga NU dan para pemimpinnya diberi kekuatan serta keberkahan dalam menghadapi ujian organisasi.(Is)

 

 

Related Articles

Back to top button