Wali Kota Ajak Media Kawal Pembangunan Secara Terbuka, Merajut Keakraban, Menguatkan Transparansi
kacenews.id-CIREBON-UDARA pegunungan Ipukan, Palutungan, Kabupaten Kuningan, terasa lebih sejuk dari biasanya ketika rombongan jurnalis dan pejabat Pemerintah Kota Cirebon tiba setelah touring sepeda motor.
Suasana informal yang tercipta sejak awal menandai bahwa pertemuan ini bukan sekadar agenda seremonial, melainkan ruang untuk menyambung kedekatan, membuka percakapan, dan merajut kembali kepercayaan publik.
Di tengah hamparan alam yang tenang, Wali Kota Cirebon Effendi Edo hadir bersama para kepala perangkat daerah. Media gathering yang digelar DKIS itu sejak awal ditujukan sebagai titik temu yang hangat.
Kepala DKIS Kota Cirebon, Maruf Nuryasa, menegaskan, kegiatan tersebut adalah wadah kolaborasi, tempat pemerintah dan insan pers saling mendengar dan saling menguatkan dalam tugas penyebaran informasi publik. “Hubungan yang baik adalah fondasi. Kami ingin ruang dialog seperti ini terus ada,” ujarnya, membuka sesi diskusi dalam suasana santai namun penuh makna.
Wali Kota pun menyambut atmosfer cair tersebut. Dengan gaya kepemimpinan yang menekankan keterbukaan, ia berbicara tentang pentingnya komunikasi yang jernih antara pemerintah dan media.
Menurutnya, banyak capaian pembangunan Pemkot Cirebon belum tersampaikan secara luas, dan di situlah peran jurnalis menjadi sangat strategis. “Saya ingin diskusi seperti ini, tidak kaku. Media adalah mitra yang memperkuat kerja-kerja pemerintah,” katanya.
Ia menambahkan bahwa kepercayaan masyarakat tidak mungkin pulih tanpa jurnalis yang bekerja berdasarkan data dan fakta. Diskusi mengalir hingga menyentuh isu-isu sensitif, keterbukaan informasi, akses data pembangunan, hingga pola kerja sama yang lebih sehat antara pemerintah dan media.
Setiap masukan dari jurnalis menjadi catatan penting bagi Pemkot Cirebon untuk memperbaiki pola komunikasi publik mereka.
Wali Kota mengakui perlunya transparansi yang lebih kuat di tahun 2026, sekaligus menegaskan bahwa kedekatan yang terbangun hari itu adalah langkah awal ke arah yang lebih konstruktif.
“Saya ingin semua yang dikerjakan Pemkot bisa terpublikasikan dengan baik. Ini komitmen kami,” ujarnya menutup sambutan.
Dari sisi PPID, Sekretaris DKIS, Asep Komara, menegaskan bahwa kritik dari media bukan ancaman, melainkan bagian dari mekanisme kontrol yang harus diterima pemerintah.
Pelaksana PPID, Hanry David, menambahkan bahwa citra positif hanya dapat dibangun di atas data dan kinerja nyata, bukan kemasan. “Kita ini mitra. Kami siap berkomunikasi sebaik mungkin,” ucapnya.
Menjelang penutupan, suasana semakin cair. Jurnalis, pejabat, dan petugas DKIS berbagi cerita dalam sesi ramah tamah. Tidak ada jarak yang terasa—yang tampak justru semangat yang sama, mengawal pembangunan Kota Cirebon secara lebih terbuka, informatif, dan partisipatif.
Ketua PWI Kota Cirebon, Muhammad Alif Santosa, menilai pertemuan ini sebagai langkah yang patut diapresiasi. Ia menegaskan pentingnya OPD bersikap terbuka kepada jurnalis. “Sikap kritis jurnalis bukan untuk menjatuhkan, tetapi untuk membangun daerah,” ujarnya.(Fan)





