Gelar Cirebon Investment Summit 2025, Pengembangan Industri Garam Perkuat Perekonomian Pesisir
kacenews.id-CIREBON-Badan Pengelola (BP) Kawasan Rebana menilai garam Cirebon yang memiliki kualitas tinggi berpotensi besar untuk menjadi motor penggerak masuknya investor baru di wilayah Kabupaten Cirebon.
Hal itu disampaikan Kepala BP Kawasan Rebana, Helmy Yahya saat acara Cirebon Investment Summit 2025 di Kecamatan Kedawung, Kamis (27/11/2025).
Menurut Helmy, banyak industri yang membutuhkan bahan baku garam bermutu yang ada di Cirebon.
Bahkan Helmy mangaku terkejut setelah mengetahui bahwa Kabupaten Cirebon memiliki produksi garam rakyat dengan mutu yang sangat baik namun belum banyak terekspos.
“Saat paparan, saya kaget Cirebon punya garam bagus. Ini sebenarnya peluang besar untuk menarik investor,” ujarnya.
Ia menilai komoditas garam dapat menjadi sektor unggulan baru jika dikelola secara serius. Pasalnya hilirisasi dinilai penting agar garam tidak hanya diproduksi mentah, tetapi diolah menjadi produk bernilai tambah.
Selain itu, pengembangan sektor garam bisa membuka lapangan kerja, memperkuat perekonomian pesisir, serta meningkatkan posisi Cirebon di Kawasan Rebana bisa diperhitungkan.
Melihat adanya produksi garam yang cukup bagus, mantan Dirut TVRI ini berencana meninjau langsung lokasi produksi garam di Cirebon untuk memetakan potensi yang dapat dikembangkan. “Saya akan balik lagi ke Cirebon untuk melihat garam yang bagus. Dan bawa orang Jakarta ke sana,” kata Helmy.
Selain garam, Helmy juga melihat banyak potensi yang ada di wilayah Cirebon, seperti perikanan, kuliner, batik, dan seni topeng, yang bisa memperkuat daya tarik investasi.
Namun, ia menegaskan perlunya percepatan pembangunan kawasan industri sebagai syarat utama menarik investor. Menurutnya, proses investasi harus didukung dengan perizinan yang mudah, pembebasan lahan yang lancar dan rantai pasok yang kuat.
Ia memastikan kesiapan pihaknya mengatasi hambatan-hambatan teknis yang mungkin dihadapi investor.
“Penguatan sektor garam dapat menjadi langkah awal kebangkitan ekonomi Cirebon, sekaligus membantu pemerataan pembangunan di wilayah Jawa Barat,” katanya.
Kepala DPMPTSP Kabupaten Cirebon, Hilmi Rivai, mengemukakan arah investasi daerah kini mulai bergerak signifikan menuju industri garam, terutama garam industri yang permintaannya sangat tinggi, termasuk untuk pasar internasional.
“Ada sejumlah investor yang tertarik untuk masuk ke sektor garam di Kabupaten Cirebon,” ujarnya.
Ia menyebutkan, garam industri memiliki setidaknya 19 jenis turunan produk yang dibutuhkan pasar global, mulai dari sektor makanan, farmasi, hingga kecantikan. Jika dikelola lebih mendalam, jumlah turunan produk garam bahkan bisa mencapai 90 jenis produk kimia bernilai tinggi.
“Kalau kita mengolah garam sebaik-baiknya, Cirebon akan kaya,”katanya.
Sementara itu, data terbaru menunjukkan dinamika produksi garam di Cirebon dalam empat tahun terakhir. Pada 2021 jumlah produksi sebanyak 5.368,56 ton, pada 2022 mencapai 7.925,88 ton dan pada 2023 mengalami kelanjutan lonjakan terbesar hingga 116.490,25 ton. Namun pada 2024 jumlah produksi mengalami penurunan tajam menjadi 34.832,9 ton.(Junaedi)





