Ekonomi & Bisnis

Tinggalkan Cangkul, Petani Kuningan Memasuki Era Robotic Farming dengan Hand Tractor

kacenews.id-KUNINGAN-Babak baru modernisasi pertanian di Kabupaten Kuningan telah dimulai. Petani Kota Kuda kini secara progresif meninggalkan metode tradisional yang mengandalkan cangkul dan tenaga ternak yang kurang efektif di era sekarang sehingga mereka beralih pada mekanisasi pertanian modern.
Langkah revolusioner tersebut ditandai dengan penyerahan lima unit alat dan mesin pertanian (Alsintan) canggih berupa hand tractor dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI). Hal itu adalah simbol transisi menuju era ‘Robotic Farming’ yang menawarkan pertanian modern yang efisiensi tinggi, mengurangi beban kerja fisik dan menjamin peningkatan produktivitas. Lima unit hand tractor itu sendiri terdiri dari 4 unit tipe TR2 Rotary Amberjack merek Kubota dan 1 unit tipe TR2 merek Yanmar diserahkan kepada 5 kelompok tani (Poktan). Meliputi, Poktan Mungkal Gede Desa Ciangir Kecamatan Cibingbin, Poktan Sri Dewi III Desa Windujanten Kecamatan Kadugede, Poktan Gumelar Desa Luragung Tonggoh Kecamatan Luragung, Poktan Tani Mukti II Desa Buniasih Kecamatan Maleber serta Poktan Warga Saluyu II Desa Tambakbaya Kecamatan Garawangi. Sedangkan bantuan Alsintan tersebut merupakan hasil perjuangan dan lobi intensif Bupati Kuningan, H. Dian Rachmat Yanuar ke tingkat pusat. Hal itu demi memenuhi kebutuhan sarana pendukung pertanian daerah karena sektor pertanian adalah pilar ekonomi Kuningan yang wajib dikembangkan. “Ini adalah investasi nyata untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan mendorong efisiensi. Petani Kuningan tidak perlu lagi membuang waktu dan tenaga berlebihan. 5 traktor baru resmi untuk membantu pertanian guna menjamin percepatan olah lahan,” ujar Bupati Kuningan, H. Dian Rachmat Yanuar, baru-baru ini.
Bantuan hand tractor tersebut harus dimanfaatkan secara optimal, terjaga dan transparan demi kemajuan pertanian. Maka, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Diskatan) Kuningan harus memperketat pendampingan teknis untuk memastikan manfaat Alsintan Kuningan tersebut benar-benar dirasakan oleh seluruh anggota kelompok tani sekaligus berdampak pada peningkatan produksi.
Kepala Diskatan Kuningan, Wahyu Hidayah menjelaskan, meskipun luas baku sawah Kuningan hanya sekitar 26.016 hektare namun daerah tersebut memiliki produktivitas jauh di atas rata-rata Provinsi Jawa Barat. Hal itu dibuktikan dengan Indeks Pertanaman (IP) rata-rata 2,5. Ini memungkinkan petani untuk menanam padi dua hingga tiga kali dalam setahun. Pada tahun 2024, produksi padi Kuningan mencapai 352.511 ton dengan surplus sebesar 90.668 ton. Sementara itu, hingga Oktober 2025, daerah tersebut telah mencatat surplus pangan sebesar 80.422 ton. Artinya dengan adanya hand tractor dapat mempercepat proses olah tanah. Sekaligus membantu petani menekan biaya operasional sekaligus menjaga pola tanam tetap teratur. “Kami sangat optimistis capaian surplus pangan Kuningan dapat melonjak hingga 120.000 ton pada akhir tahun 2025. Ini merupakan lompatan peningkatan yang sangat signifikan karena sekitar 33 persen peningkatan dari tahun 2024,” ucapnya.(Ya)

Related Articles

Back to top button