Ekonomi & Bisnis

Lestarikan Warisan Leluhur, Nasi Lengko Ditetapkan Karya Budaya sebagai WBTB

kacenews.id-CIREBON-Kabupaten Cirebon menjadi daerah terbanyak mengusulkan karya budaya menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) tahun ini. Sehingga menjadi daerah terbanyak penetapan karya budaya menjadi WBTB oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat.

Kepala Bidang Kebudayaan Disbudpar Kabupaten Cirebon, Sumarno menyampaikan, tahun ini Pemerintah Kabupaten Cirebon mengusulkan 15 karya budaya untuk ditetapkan menjadi WBTB Jawa Barat. Dari usulan tersebut, hasil sidang tim WBTB Jawa Barat menetapkan 14 karya budaya Kabupaten Cirebon menjadi WBTB Jawa Barat.

Ia menyebutkan, karya budaya yang ditetapkan sebagai WBTB itu yakni, pepes, intip tahu, sega lengko, srabad, tape ketan Bakung, tongseng Batembat, masres, ronggeng Bugis, wayang golek cepak, wayang kulit gagrak Cirebon, memitu Cirebon, mudun lemah Cirebon, basa Cirebon, berokan Cirebon, dan batik Trusmi.

“Selain penetapan WBTB Jawa Barat, kita juga patut bangga karena tahun ini juga tujuh karya budaya Kabupaten Cirebon ditetapkan menjadi WBTB Indonesia,” ujarnya.

Menurutnya ketujuh WBTB Indonesia yang telah tetapkan itu terdiri dari batik Ciwaringin, tahu gejrot, memayu buyut Trusmi, Muludan, Tuk Balong Kramat, penganten tebu Cirebon, syawalan Gunung Jati, dan adus sumur pitu .

Selain itu, pada 2024 kemarin, tradisi nadran dan empal gentong juga resmi ditetapkan sebagai WBTB oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jawa Barat. Penetapan WBTB Nadran dan Empal Gentong tepatnya pada akhir Agustus 2024.

Penetapan tersebut menambah daftar warisan WBTB Kabupaten Cirebon yang telah diakui setelah pada 2023 lalu ada nasi Jamblang, kerupuk melarat dan seni bray yang masuk dalam daftar tersebut.

Ia mengemukakan, penetapan tradisi dan kuliner khas Kabupaten Cirebon ini merupakan langkah penting dalam upaya melestarikan kebudayaan Cirebon.

Sehingga dengan pengakuan sebagai WBTB, karya budaya Kabupaten Cirebon diharapkan semakin dikenal dan dilestarikan oleh masyarakat luas, baik lokal maupun internasional. “Ini akan menjadi cara bagi masyarakat untuk terus mengenal dan mencintai budaya daerahnya,” ucapnya.(Junaedi)

Related Articles

Back to top button