Wujudkan SDM Unggul, Pemkab Cirebon Harus Perkuat Pelatihan Tenaga Kerja Berbasis Teknologi
kacenews.id-CIREBON- Transformasi dunia kerja yang kian cepat di era digital menjadi tantangan besar bagi daerah seperti Kabupaten Cirebon. Di tengah derasnya arus lulusan baru dan terbatasnya lapangan kerja, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) menjadi kunci agar tidak tertinggal dalam kompetisi global.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Cirebon, Hasan Basori, saat menghadiri kegiatan Job Fair yang digelar Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) di Balai Latihan Kerja (BLK) Cirebon, belum lama ini.
Menurut Hasan, setiap tahun Cirebon melahirkan sekitar 41 ribu lulusan SMA dan SMK, namun hanya sekitar 25 ribu yang terserap ke dunia kerja. Sementara itu, sekitar 84 ribu warga tercatat sebagai pengangguran terbuka.
“Angka ini harus jadi alarm bagi kita semua. Tantangannya bukan hanya soal lapangan kerja, tapi juga soal kesiapan SDM menghadapi kebutuhan industri modern,” ujarnya.
Ia menilai kegiatan seperti Job Fair tidak boleh berhenti sebagai seremoni tahunan. Bahkan didorong agar program tersebut menjadi jembatan nyata antara dunia pendidikan dan industri, terutama dalam menyesuaikan keterampilan tenaga kerja dengan kebutuhan pasar.
“Tantangan kita sekarang adalah kesiapan anak muda menghadapi sistem kerja digital. Banyak rekrutmen dilakukan secara online, tapi apakah mereka sudah siap dengan itu? Apakah akses informasinya merata? Ini yang perlu dievaluasi bersama,” katanya.
Menurutnya, pemerintah daerah harus mengambil peran aktif dengan memperkuat pelatihan berbasis teknologi di lembaga seperti BLK. “BLK sudah berdiri, tapi kegiatan dan pelatihannya harus terus kita dukung agar berjalan maksimal,” ucapnya.
Hasan menegaskan, persoalan kesenjangan tenaga kerja di Cirebon tak bisa diselesaikan hanya dengan membuka lowongan. Dibutuhkan sinergi kuat antara sekolah, perguruan tinggi, dan dunia usaha agar kurikulum dan kompetensi lulusan selaras dengan kebutuhan industri.
“Banyak lulusan sebenarnya kompeten, tapi belum sesuai kebutuhan perusahaan. Maka pelatihan dan peningkatan kapasitas menjadi kunci utama,”katanya.
Ia juga mengapresiasi perusahaan yang berinisiatif memberi pelatihan langsung kepada tenaga kerja baru. “SMK sudah memberi dasar, tapi kemampuan teknis dan kesiapan kerja harus terus diasah lewat pelatihan di lapangan,” ujarnya.
Sementara itu, Hasan menilai peningkatan investasi merupakan langkah strategis dalam memperluas kesempatan kerja di Kabupaten Cirebon. “Kalau investasi tumbuh, otomatis serapan tenaga kerja meningkat. Pemerintah daerah harus berani membuka ruang bagi investor, tapi dengan tetap memprioritaskan tenaga kerja lokal,” tuturnya.
Terkait persoalan batasan usia dalam rekrutmen yang kerap dikeluhkan pencari kerja, Hasan menilai hal itu bergantung pada kebijakan masing-masing perusahaan. “Namun yang paling penting adalah skill. Kalau punya kemampuan, usia tidak lagi menjadi hambatan,” katanya.
Menurutnya, Cirebon harus berani menyiapkan diri menjadi pusat pengembangan SDM unggul di Jawa Barat bagian timur.
“Kita punya potensi besar, baik dari sisi pendidikan, industri, maupun tenaga muda. Tinggal bagaimana kita mengelolanya dengan kolaborasi yang nyata. Kalau SDM kita siap, maka masa depan Cirebon akan jauh lebih cerah,” ucapnya.(Is)





