Pupuk Musim Tanam Rendeng Aman, OPT Kabupaten Majalengka: Waspadai Serangan Hama Tikus
kacenews.id-MAJALENGKA-Memasuki musim tanam rendeng, para petani di Kabupaten Majalengka diminta meningkatkan kewaspadaan. Kondisi ini muncul akibat peralihan musim kemarau ke musim hujan yang menjadi masa berkembang biaknya hama.
Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Kabupaten Majalengka, Engkus Kusnadi, bersama POPT Kertajati, Budi, menjelaskan bahwa populasi tikus meningkat setelah musim kemarau karena kekurangan makanan dan banyak yang baru berkembang biak. Hal itu berpotensi menimbulkan kerusakan pada tanaman padi yang baru disemai atau ditanam.
“Pengendalian OPT atau hama sebelum tanam bisa dilakukan dengan cara gropyokan, pengemposan, pemanfaatan musuh alami seperti predator anjing, pemasangan rubuha serta pengumpan beracun menggunakan rodentisida,” ujar Engkus, Rabu (12/11/2025).
Ia menambahkan, tikus biasanya bersarang di pematang sawah atau di pinggir saluran air, sehingga area tersebut harus menjadi fokus utama pembersihan dan pembasmian.
Selain tikus, kata Budi, petani juga perlu mewaspadai penyakit kresek dan blas yang kerap menyerang tanaman padi pada awal musim hujan.
Stok pupuk aman
Sementara itu, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kabupaten Majalengka memastikan stok pupuk untuk musim tanam rendeng aman dan mencukupi kebutuhan petani.
Kepala DKP3 Majalengka, Gatot Sulaeman, mengatakan sebagian besar petani sudah mulai menggarap lahan, terutama di wilayah yang curah hujannya mulai tinggi.
“Sekarang sudah ada sejumlah wilayah yang mulai menyemai, bahkan ada yang sudah tanam. Di wilayah Jatitujuh misalnya, beberapa desa sudah melaksanakan tradisi guar bumi sebagai tanda dimulainya musim tanam,” kata Gatot.
Menurutnya, tahun ini Kabupaten Majalengka menargetkan luas tanam padi mencapai 41.055 hektare, sesuai target Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Petani diharapkan bisa melakukan tiga kali tanam di sawah berpengairan teknis dan dua kali tanam di sawah tadah hujan guna mendukung swasembada pangan nasional.
Untuk varietas padi, Gatot menyerahkan pilihan kepada petani sesuai kondisi lahan masing-masing. Namun, varietas Inpari 32 masih menjadi favorit karena tahan rebah dan memiliki batang tidak terlalu tinggi.
Mengenai ketersediaan pupuk, Gatot menegaskan bahwa pasokan untuk Musim Tanam (MT) I masih mencukupi dengan memanfaatkan kuota sisa tahun 2025.
“Bagi wilayah yang stok pupuknya menipis akan dilakukan tambal sulam dari daerah lain yang masih tersedia. Kami juga terus memonitor stok pupuk di tiap penyalur agar kebutuhan petani bisa terpenuhi,” ungkap Gatot.
Distribusi pupuk baru dari pemerintah, kata dia, akan dilakukan pada Januari 2026, sehingga musim tanam rendeng kali ini masih menggunakan stok sisa tahun sebelumnya.(Ta)





