Wali Kota Cirebon Dorong Inovasi PAD Wujudkan Kemandirian Fiskal Daerah
kacenews.id-MALANG-Wali Kota Cirebon, Effendi Edo, mendorong pemerintah daerah untuk terus berinovasi dalam memperkuat sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) guna mewujudkan kemandirian fiskal.
Hal itu disampaikannya saat menghadiri kegiatan Rembug Fiskal APEKSI bertema “Kota Kita: Pembelajaran, Tantangan, dan Praktik Baik Pengelolaan PAD” di Kota Malang.
Dalam forum yang diikuti perwakilan pemerintah kota se-Indonesia tersebut, pembahasan difokuskan pada strategi memperluas basis PAD melalui inovasi kebijakan, optimalisasi pajak dan retribusi, serta pengelolaan aset daerah yang lebih produktif.
“Momentum ini penting untuk saling belajar dan menemukan cara efektif meningkatkan PAD. Tantangan kita, bukan hanya efisiensi anggaran, tetapi bagaimana mengembangkan sumber pendapatan yang berkelanjutan tanpa membebani masyarakat,” ujar Effendi Edo.
Menurutnya, kebijakan fiskal daerah yang kuat harus dibangun lewat inovasi layanan publik, kolaborasi dengan sektor usaha, serta penguatan peran BUMD.
Dengan sistem keuangan daerah yang sehat dan transparan, lanjutnya, pembangunan bisa berjalan tanpa bergantung penuh pada pemerintah pusat.
“Kemandirian fiskal bukan sekadar target angka, tapi proses membangun sistem keuangan yang tangguh untuk menggerakkan ekonomi lokal,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Wali Kota juga mengajak peserta forum menjadikan Rembug Fiskal sebagai sarana kolaborasi dan pertukaran pengalaman antar daerah.
Ia berharap reformasi pajak, retribusi, serta pengembangan potensi PAD dapat terus dilakukan untuk memperkuat kapasitas fiskal di masing-masing daerah, termasuk di Kota Cirebon.
Sementara itu, Direktur Eksekutif APEKSI, Alwis Rustam, menyatakan komitmennya untuk terus mendorong pertukaran pengetahuan dan praktik terbaik dalam pengelolaan PAD di seluruh Indonesia.
“Setiap daerah memiliki tantangan berbeda. Melalui forum ini, kita bisa mencari solusi bersama dan memperkuat tata kelola fiskal yang profesional dan adaptif,” ujarnya.
Sebagai bagian dari kegiatan, peserta juga meninjau sejumlah lokasi inovatif di Kota Malang, seperti Command Center Bapenda, Galeri Mbois, dan Malang Creative Center (MCC), yang menjadi contoh penerapan digitalisasi pajak serta pengelolaan aset produktif daerah.
Kunjungan tersebut memberikan inspirasi tentang bagaimana inovasi dan kolaborasi lintas sektor mampu memperkuat ketahanan fiskal daerah serta menjadi model pembelajaran bagi kota-kota lain di Indonesia.(Fan)





