Program Makanan Bergizi Sesuai Juknis, Firman: Tak Ada Sajian Menu Instan
kacenews.id-KUNINGAN-Program Makanan Bergizi (MBG) di Kelurahan Purwawinangun, Kecamatan Kuningan, Kabupaten Kuningan, tengah menjadi sorotan setelah beredar kritik dari salah satu organisasi masyarakat terkait komposisi menu dan mekanisme distribusinya. Pihak Satuan Pelaksana Program Gizi (SPPG) Kelurahan Purwawinangun menegaskan bahwa seluruh pelaksanaan program berjalan sesuai dengan petunjuk teknis (juknis) dan mendapat pengawasan langsung dari tenaga ahli gizi.
Ketua SPPG Kelurahan Purwawinangun, Firman, membantah tudingan bahwa paket MBG hanya berisi makanan instan dengan kandungan gizi rendah. Ia memastikan bahwa komposisi menu telah disusun berdasarkan rekomendasi profesional agar sesuai kebutuhan gizi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.
“Kualitas dan kuantitas menu kami susun berdasarkan juknis dan rekomendasi ahli gizi dengan fokus utama menyalurkan gizi seimbang untuk memerangi stunting,” katanya.
Firman menegaskan, tudingan yang menyebut paket MBG minim nutrisi karena hanya berisi susu, apel, dan bubur instan tidak mencerminkan kondisi sebenarnya di lapangan. Dalam setiap paket, kata dia, terdapat juga 50 gram abon sapi sebagai sumber protein hewani berkualitas.
“Dalam satu paket yang dibagikan kepada penerima manfaat terdapat juga abon sapi sebanyak 50 gram sebagai sumber protein hewani berkualitas. Abon tersebut penting untuk memastikan kecukupan gizi yang dibutuhkan balita, ibu hamil, dan menyusui,” jelasnya.
Menurutnya, setiap item menu disusun berdasarkan hasil koordinasi dengan tenaga ahli gizi, bukan keputusan sepihak. Tujuannya agar kandungan nutrisi dalam paket MBG benar-benar seimbang, terutama dalam hal protein dan mikronutrien penting untuk mendukung tumbuh kembang optimal balita serta menjaga kesehatan ibu hamil dan menyusui.
Terkait tudingan mekanisme distribusi yang disebut tidak dilakukan setiap hari, Firman menjelaskan bahwa pola penyaluran memang diatur dua kali seminggu demi efisiensi logistik dan penyesuaian kondisi lapangan.
“Pola ini mencakup penyaluran menu basah pada hari Senin disertai bahan kering untuk Selasa dan Rabu. Kemudian, penyaluran menu basah kembali dilakukan pada hari Kamis beserta bahan kering untuk hari Jumat. Namun untuk periode ini, kami melakukan penyesuaian agar distribusi lebih efisien dengan sistem rapel bahan kering untuk empat hari sekaligus, yakni alokasi menu hari Selasa, Rabu, Jumat, dan Sabtu,” katanya.
Firman menegaskan, penyesuaian pola distribusi tersebut tidak mengurangi jumlah maupun kualitas gizi yang diterima oleh penerima manfaat.
Berdasarkan data terakhir, 205 ibu hamil dan menyusui menerima masing-masing satu bungkus abon sapi 50 gram, tiga kotak susu full cream, dan dua buah apel. Sedangkan 636 balita mendapatkan satu bungkus abon sapi 50 gram, dua kotak susu full cream, dan dua buah apel.
Dengan komposisi tersebut, SPPG memastikan seluruh penerima manfaat memperoleh haknya sesuai jadwal dan ketentuan tanpa adanya pengurangan isi atau penurunan kualitas.
Menanggapi isu lain yang beredar di media sosial tentang dugaan teguran terhadap warga, Firman menyampaikan permintaan maaf atas miskomunikasi internal yang mungkin terjadi. “SPPG Purwawinangun selalu terbuka terhadap kritik. Kami berharap klarifikasi ini dapat memulihkan kepercayaan publik dan memastikan fokus program tetap pada tujuan utamanya, yaitu membantu menekan angka stunting melalui pemenuhan gizi seimbang bagi balita serta ibu hamil dan menyusui,” tuturnya.(Ya)



