Dukung Pengembangan Potensi Warga Binaan, Pemkot Cirebon dan Rutan Kelas I Cirebon Jalin Kerja Sama
kacenews.id-CIREBON- Wali Kota Cirebon, Effendi Edo, menghadiri penandatanganan nota kesepakatan antara Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon dengan Rutan Kelas I Cirebon, sekaligus menyerahkan surat pencatatan ciptaan dan memfasilitasi pendaftaran merek bagi 10 pelaku UMKM dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI).
Kegiatan ini menegaskan bahwa pembinaan warga binaan dan pemberdayaan UMKM berjalan seiring.
Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual, Razilu dalam sambutannya menyampaikan, Rutan Kelas 1 Cirebon dinilai mampu menerjemahkan semangat Asta Cita Presiden, terutama dalam aspek ketahanan pangan dan kemandirian ekonomi warga binaan.
Ia menekankan pentingnya perlindungan hukum atas karya warga binaan. Termasuk merek unggulan bernama ‘Beruci’, akronim dari Benteng Rutan Cirebon.
“Merek ini nantinya akan menjadi identitas produk pertanian, perikanan, dan kerajinan tangan warga binaan. Saat masyarakat membeli sayuran, hasil olahan, atau kerajinan dengan merek Beruci, mereka tahu ini adalah karya anak bangsa dari Rutan Cirebon,” katanya.
Menurutnya, fasilitas ini memberi nilai tambah ekonomi sekaligus pengakuan sah atas kreativitas warga binaan.
“Edukasi dan sosialisasi kekayaan intelektual di Rutan sangat penting, agar warga binaan tidak hanya bebas secara hukum, tetapi juga memiliki aset yang bernilai ekonomi, dan dapat dilanjutkan setelah bebas,” katanya.
Dalam kesempatan itu juga ada peluncuran Sentra KI-REBON (Sentra Kekayaan Intelektual – Ruang Edukasi, Pembinaan, dan Orisinalitas Narapidana) menjadi tonggak baru pembinaan berbasis hak kekayaan intelektual di Rutan Cirebon. Sentra ini berfungsi sebagai ruang belajar, berkreasi, dan memperoleh perlindungan hukum bagi karya warga binaan.
“Sentra KI-REBON di Rutan Cirebon bisa menjadi inspirasi bagi Lapas dan Rutan lain di seluruh Indonesia,” ujar Razilu.
Sementara itu, wali kota menyatakan dukungan Pemkot Cirebon dalam memfasilitasi pengembangan potensi warga binaan.
“Alhamdulillah hari ini kita berkolaborasi dengan Rutan, mendukung pendaftaran merek 10 UMKM secara gratis, termasuk merek Beruci. Sinergi Pemkot dengan instansi vertikal membuka peluang bagi warga binaan agar saat keluar nanti bisa memiliki kemampuan dan mandiri secara ekonomi,” katanya.
Fasilitas baru seperti Green House, Dapur Sehat, dan tempat pembibitan ikan juga menjadi bagian dari pembinaan produktif.
“Di balik tembok Rutan, warga binaan tetap bisa menumbuhkan kemandirian dan kreativitas. Produk mereka siap dipasarkan melalui dukungan Pemkot, misalnya di mall UMKM dan etalase lokal,” katanya.
Pemkot Cirebon menekankan pentingnya pengembangan usaha berbasis kekayaan intelektual. Tahap pertama adalah pendampingan dan pelindungan karya warga binaan melalui sosialisasi, pelatihan, dan lokakarya di Rutan. Produk yang layak akan difasilitasi pencatatan merek dan hak cipta, dengan dukungan anggaran dari pemerintah daerah.
Kemudian pengembangan produk dan pemasaran, menekankan riset pasar, desain kemasan, dan kualitas produk agar sesuai selera konsumen. Produk warga binaan dapat dipasarkan melalui etalase UMKM, pameran resmi, atau marketplace nasional. Pemkot juga mendorong ASN membeli produk warga binaan untuk mendukung keberlanjutan usaha.
Selain itu menitikberatkan pada transisi dan keberlanjutan usaha setelah bebas. Balai Pemasyarakatan akan mendampingi warga binaan membentuk kelompok usaha atau mendaftarkan usahanya sebagai UMKM, memanfaatkan merek dan hak cipta yang sudah dimiliki selama pembinaan.
“Kegiatan hari ini menunjukkan bahwa pembinaan bukan hanya soal kedisiplinan, tapi soal membuka harapan dan peluang bagi warga binaan. Kita ingin mereka kembali ke masyarakat dengan bekal ekonomi, keterampilan, dan kemandirian nyata,” tuturnya.
Menurutnya, sinergi antara Pemda, instansi vertikal, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan program ini.
“Hari ini kita menanam benih kepercayaan bahwa setiap orang, apa pun latar belakangnya, memiliki kesempatan untuk tumbuh dan memberi manfaat,” katanya.
Wali Kota menilai bahwa Kota Cirebon bisa menjadi contoh pembinaan kreatif berbasis kekayaan intelektual. Dari Rutan hingga geliat ekonomi kota, semangat yang sama muncul.
“Bahwa menjadikan karya sebagai jalan menuju kemandirian, produktivitas, dan kemuliaan hidup,”ucapnya.(Fa)





