Cegah Kebocoran PAD, Pemkab Cirebon Terapkan Pembayaran Retribusi Pasar Non Tunai
kacenews.id-CIREBON- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperdagin) akan menerapkan pembayaran non tunai melalui integrasi sistem elektronik retribusi pelayanan pasar (ERPPAS).
Hal itu dilakukan guna mencegah kebocoran pendapatan asli daerah (PAD) dari pembayaran retribusi pelayanan pasar.
Kepala Bidang Sarana dan Pelaku Distribusi pada Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Cirebon, Ardiles Alfa Jatiwantoro mengungkapkan, pada aksi perubahan pelatihan kepemimpinan administrator angkatan IV tahun 2025, pihaknya mencoba merubah pola pembayaran retribusi pelayanan pasar yang ada di sembilan pasar milik Kabupaten Cirebon.
“Selama ini kita memang sudah pakai non-tunai, hanya saja pada saat kita scan barcode pedagang itu akan dimunculkan qris pembayaran. Setelah discan qrisnya, keluar berapa nominal yang harus dibayarkan. Nah itu rentan kesalahan penginputan pembayaran retribusi, makanya kita buatkan dari qris yang statis ke qris yang dinamis. Jadi tidak perlu menginputkan nominal yang harus dibayar,” tuturnya.
Selain itu lanjut Ardiles, pihaknya juga akan merubah pelaporan realtime. Nantinya, setiap hari, pihaknya bisa memantau berapa retribusi yang sudah didapat dari setiap pasar dan pedagang.
Kemudian ada fitur juga untuk bisa menambahkan pembayaran. “Semisal ingin bayar lima hari ke depan atau yang belum saya bayarkan lima hari ke belakang. Bahkan sebulan yang lalu bisa kita bayarkan, ada fiturnya per tanggal,”ujarnya.
Menurutnya manfaat dari pembayaran non tunai ini untuk menghindari kebocoran PAD.Sehingga perolehannya bisa sesuai yang ditargetkan.
Menurut Ardiles, selama ini petugas tidak mempunyai standar operasional prosedur (SOP). Namun meski SOP sudah ada, pihaknya bisa perbarui dengan sistem ini.
“Semua pasar daerah sudah. Bahkan sudah kita sosialisasi ke sembilan pasar daerah,” katanya.
Ia menyebutkan saat ini yang sudah menerapkan fitur yang baru ini hanya di Pasar Pasalaran. Kemudian untuk jangka menengahnya di pasar kue, pasar batik dan lainnya.
“Kita pelan pelan. Kita harapkan per bulan atau per minggu ganti pasar untuk mensosialisasikan ini,”katanya.(Junaedi)





