CirebonRaya

Warga Kubangdeleg Kabupaten Cirebon Resah, Bau Busuk Menyengat dari TPAS DLH Diminta Bertindak

kacenews.id-CIREBON-Bau sampah yang menyengat dari Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Kubangdeleg, Kecamatan Karangwareng, Kabupaten Cirebon, mulai memicu keresahan warga.

Selama lebih dari dua pekan terakhir, udara di sekitar desa itu terasa tidak sedap. Warga menduga, bau tersebut berasal dari tumpukan sampah yang tidak tertangani dengan baik di area TPAS.

Keluhan itu datang dari masyarakat Desa Kubangdeleg dan beberapa desa tetangga yang turut terdampak. Warga mengaku sudah berulang kali menyampaikan aspirasi mereka agar Pemerintah Kabupaten Cirebon, melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH), segera mengambil langkah nyata. Namun, hingga kini belum ada tindakan signifikan yang dirasakan masyarakat.

Salah seorang warga, Titi Sumanti, mengungkapkan, bau tak sedap tersebut sudah sangat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Ia menuturkan, masyarakat sudah tidak nyaman saat beraktivitas di luar rumah karena udara sekitar tercemar oleh aroma busuk yang berasal dari TPAS.

“Sudah dua pekan ini masyarakat resah dengan bau yang sangat menyengat dari TPAS Kubangdeleg. Kami menuntut agar tempat pembuangan itu ditutup sementara sampai pengelolaannya benar-benar dibenahi,” ujar Titi, Senin (20/10/2025).

Menurutnya, beberapa perwakilan pemuda Desa Kubangdeleg telah berinisiatif mendatangi kantor Unit Pelaksana Teknis (UPT) pengelolaan sampah setempat. Mereka menyampaikan langsung keluhan warga dan meminta solusi cepat.

Namun, hingga kini belum ada hasil konkret. Pihak pengelola, kata Titi, beralasan keterbatasan alat berat menjadi penghambat utama dalam penanganan sampah di lokasi tersebut.

“Dari awal kami hanya menuntut pengolahan sampah dengan baik, bukan menutup sepenuhnya. Tapi sepertinya, pihak pemerintah daerah kurang serius menangani TPAS ini. Keluhan kami tidak pernah diindahkan,” tambahnya dengan nada kecewa.

Bau menyengat yang berasal dari TPAS Kubangdeleg disebut sudah menyebar hingga radius beberapa kilometer. Selain mengganggu kenyamanan, mereka khawatir dampak pencemaran udara itu dapat berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat, terutama anak-anak dan lansia.

Titi bersama warga lainnya berharap agar DLH Kabupaten Cirebon segera turun tangan secara langsung untuk meninjau lokasi. Mereka mengingatkan agar pemerintah tidak menunggu situasi memanas seperti kejadian beberapa sebelumnya, ketika warga sempat melakukan aksi unjuk rasa menolak penumpukan sampah yang tidak terkelola.

“Kami tidak ingin ada gejolak di masyarakat. Tapi, kalau kondisi ini terus dibiarkan, bukan tidak mungkin masyarakat kembali turun ke jalan. Kami hanya ingin udara bersih dan lingkungan yang sehat,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala DLH Kabupaten Cirebon, Dede Sudiono melalui Kabid Kebersihan dan Pertamanan, Yanto saat dikonfirmasi menjelaskan, sebenarnya kaitan TPAS Kubangdeleg kewenangan Kepala UPT setempat. Ia pun mengaku sudah mendapatkan keluhan itu dari masyarakat.

Yanto juga tak memungkiri bau itu disebabkan karena ada kegiatan pembongkaran sampah yang menggunung di TPAS, untuk dipindahkan ke area yang masih kosong.

“Jadi sementara ada pembongkaran sampah dipindahkan dari tumpukan ke lokasi lahan yang kosong, sehingga yang tadinya tertutup jadi kebuka dan karena terbawa angin, baunya hingga ke pemukiman,” katanya.

Ia juga berharap bau tersebut sudah tudak ada lagi, karena kegiatan pembongkaran sampah yang dialihkan ke area yang kosong itu sudah selesai dan tindakan selanjutnya akan disemprot menggunakan obat anti bau, agar apa yang dikeluhan warga tidak lagi terjadi.

“Ya mudah-mudahan ke depan sudah tidak bau lagi, karena sudah selesai tuh pembongkarannya, nanti tinggal disiram atau disemprot dengan E4 agar tidak bau lagi. Nanti kita suruh Kepala UPT-nya,” ujar Yanto.(Mail)

Related Articles

Back to top button