Ayumajakuning

Pengaruh Cuaca hingga 37 Derajat Celcius, TPA Heuleut Dilalap Api

kacenews.id-MAJALENGKA-Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) milik Pemda Majalengka di Desa Heuleut, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Majalengka terbakar. Sumber api diperkirakan berasal dari api pembakaran lahan milik warga yang akan membuka lahan untuk persiapan musim penghujan.
Sekalipun mengerahkan tiga unit kendaraan damkar, namun api sulit dipadamkan. Suhu panas yang mencapai lebih dari 37 derajat celcius serta angin yang terus berhembus kencang semakin memicu kobaran hebat. Letupan api terus muncul dari sejumlah titik walaupun sudah diguyur air. Asap pun mengepul pekat keluar dari dalam tumpukan sampah yang terbakar, mengikuti arah angin.
Meski demikian, pengiriman sampah kendaraan pengangkut sampah tidak terganggu karena titik sebelah barat masih aman dari kebakaran.
Menurut Plt. Camat Kadipaten, Mumuh Muhyidin didampingi Kepala Desa Kadipaten, Agus Sofyan, Senin (20/10/2025), kebakaran sampah mulai terjadi pada Minggu (19/10/2025) sekitar pukul 13.00 WIB, sumber api diperkirakan berasal dari api pembakaran pembukaan lahan yang dilakulkan warga yang jaraknya sekitar 50 meter dari lokasi TPA.
Namun kebakaran terus merembet memutar kebagian barat dan selatan hingga ke TPA yang kondisi sampahnya menggunung dan sebagian sampah dalam kondisi kering. Api terus meluas hingga akhirnya membakar sekitar 1 hektare sampah di TPA.
“Asap yang ditimbulkan sekarang kalau makam hari hingga ke Kampung Cikenong yang jaraknya sekitar 1 km dari TPA sini,” ungkap Agus Sofyan.
Kepala Bidang Pengeolaan Sampah di Dinas Lingkungan Hidup, Ricky Firmansyah menyebutkan, untuk mengendalikan api agar tidak merempet ke lahan milik warga lainnya, pihaknya sudah melakukan sekat bakar di bagian barat dan diiharapkan api tidak akan sampai ke perkebunan warga apalagi ke pemukiman.
Selain membuat kanal, pihaknya menerjunkan 50 orang personal dan tiga unit pemadam kebakaran sejak terjadinya kebakaran pada Minggu kemarin. Namun katanya letupan api dan asap pekat terus muncul disejumlah titik ketika hembusan angin terjadi.
Bahkan saat malam hari dan hembusan angin terjadi, menurut Ricky seolah ada gunung api karena kobaran api muncul di mana-mana.
“Kami beberapa puluh orang menginap di sini menjaga kemungkinan api merembet ke tanah warga, Tim damkar bersama petugas kami terus bekerja sejak pagi hari himgga malam. Kami harap hari ini api bisa dikendalikan mudah mudahan angin tidak terlalu kencang dan suhu mulai turun. Kami akan terus berada di sini sebelum api benar-benar padam. Pantang pulang sebelum padam,” kata Ricky menirukan ucapan tim damkar pada sebuah film yang dibintangi Agus Ringo, Desta, Judika dan kawan-kawan.
Pola tradisional
Bupati Majalengka, Eman Suherman yang mengaku baru mendapat informasi Senin siang langsung mendatangi TPA. Menurutnya suhu udara mempercepat terjadinya rembetan api dan menyulitkan tim pemadam kebakaran melakukan pemadaman.
“Pengaruh cuaca yang demikian panas lebih dari 37 derajat celcius ikut berkontribusi dan lebih cepat menyampaikan pesan api ke tempat sampah,” kata Eman.
Dia menyebut, pola tradisional melakukan pembukaan lahan untuk dijadikan ladang masih dipakai para petani ladang, mereka membakar ilalang dan rumput kering dianggap paling mudah saat membuka lahan. Hal ini harus mulai diubah karena dianggap membahayakan, terlebih lahan yang berdekatan dengan pemukiman, tempat sampah atau hutan lindung.
“Pembukaan lahan untuk ladang dengan cara dibakar harus dihindari, karena salah satu dampaknya ya seperti ini,” ungkap Bupati Eman.
Bupati Eman mengintruksikan stafnya untuk terus memonitor kondisi api jangan sampai merempbet ke pemukiman atau lahan warga. Untuk melakukan pemadaman sementara ini menurut Eman belum diperlukan bantuan dari pihak lain dan diupayakan tim melakukan pemadalam secara maksimal.
“Buat sekat bakar di sekeliling TPA dan pastikan api tidak merembet, Diupayakan api bisa benar-benar padam,” ungkap Bupati Eman.(Tat)

Related Articles

Back to top button