Tingkatkan Perolehan PAD, DKPP Kabupaten Cirebon Targetkan Pengaktifan Seluruh TPI
kacenews.id-CIREBON- Kabupaten Cirebon mempunyai potensi besar dari produksi perikanan tangkapnya. Karena berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Cirebon, pada 2024, produksi perikanan tangkap mencapai 37.660 ton per tahunnya.
Kepala Bidang Perikanan Tangkap, Pengolahan dan Pengawasan pada DKPP Kabupaten Cirebon, Baihaqi menyebutkan distribusi produksi perikanan memperlihatkan potensi ekonomi yang besar jika dikelola secara efisien dan terintegrasi.
Ia mengungkapkan, komoditas yang menjadi andalan antara lain rajungan, udang, teri, dan ikan kembung, dengan rajungan sebagai komoditas dominan.
Meskipun memiliki potensi besar, namun sektor perikanan tangkap di Kabupaten Cirebon belum memberikan kontribusi optimal terhadap pendapatan asli daerah (PAD). “Salah satu penyebab utamanya adalah belum optimalnya fungsi tempat pelelangan ikan (TPI),” katanya.
Menurutnya, saat ini terdapat tujuh TPI yang dibangun untuk memfasilitasi transaksi ikan secara terbuka, namun hanya dua TPI yang aktif melaksanakan pelelangan. Akibatnya, target PAD sektor TPI sebesar Rp 100 juta per tahun sulit tercapai, dan potensi peningkatan kesejahteraan nelayan tidak maksimal.
“Yang aktif hanya dua TPI. Pertama TPI Karangreja dan TPI Bondet,” katanya.
Baihaqi mengemukakan minimnya aktivitas pelelangan menyebabkan harga ikan cenderung ditentukan oleh mekanisme non lelang, yang kurang transparan dan sering merugikan nelayan. Maka pemerintah daerah kehilangan peluang peningkatan PAD dari retribusi pelelangan, sementara ekonomi pesisir tidak berkembang secara optimal.
“PAD kita masih rendah banget, itu karena SDM pengelolanya terbatas. Target kami adalah yang pertama dibentuknya pengelola TPI tujuannya adalah bisa menambah PAD,” katanya.
Ia mengakui bahwa PAD Kabupaten Cirebon dari sektor perikanan tangkap jauh sekali dengan perolehan PAD Kabupaten Indramayu. Untuk Kabupaten Cirebon hanya Rp100 juta per tahun, sedangkan Indramayu mencapai miliaran.Karena itu pihaknya menargetkan untuk mengaktifkan semua TPI yang ada di Kabupaten Cirebon, supaya perolehan PAD meningkat.
“Di TPI kita yang ada cuma penimbangan, enggak lelang terbuka kaya di Bondet dan Karrangreja. Jadi di tempat lainnya sih cuma sidaratin, ditimbang, udah masuk kontribusi aja. Idealnya kan dilelang. Makanya enggak efektif. Yang tadinya dikerjasamakan dengan koperasi perikanan sekarang diambil alih dan pengelolanya dibentuk oleh dinas,”tuturnya.
Baihaqi menyampaikan, pihaknya akan membentuk pendamping TPI yang telah dibentuk oleh dinasnya. Tugasnya yakni selalu standby di TPI untuk mengikuti proses lelang dan mencatatnya.
“Karakteristik nelayan kita. Selama ini enggak ada koperasi yang mau mengelola, jadi enggak ada aktivitas. Maka dengan adanya pendamping TPI dari dinas, mudah-mudahan semuanya aktivitas di TPI aktif kembali,” ucapnya.
Ia menyebutkan jumlah produksi perikanan tangkap di Kabupaten Cirebon pada 2024 sekitar 37 ribu ton.
“Kalau 37 ribu ton, nilai ekonomisnya itu Rp 1,2 triliun. Kalau kita lihat dari Perda PDRD Nomor 1 Tahun 2024 itu dua persen. Kita bisa bayangkan PAD kita naik jadi berapa,”katanya.
Selain itu lanjut Baihaqi, permasalahan klasik lainnya yang dihadapi nelayan ini mempunyai sangkutan utang ke pengepul (bakul). “Jadi ketika dapat ikan ya tidak dilelang, diserahkan kebakulnya. Karena berangkatnya kadang modal dari bakul. Itu alasan klasik yang nelayan enggak mau mendaratkan di TPI,” katanya.(Junaedi)





