Pendidikan

SMPN 1 Kadipaten Jaga Harmoni Sekolah dan Orang Tua

kacenews.id-MAJALENGKA-SMP Negeri 1 Kadipaten memiliki cara unik dalam menjaga keharmonisan antara pihak sekolah dan orang tua siswa. Sekolah dan para orang tua sepakat menjalin komitmen tidak tertulis, yaitu saling menitipkan dan mendukung dalam mendidik anak-anak. Setiap persoalan yang muncul di lingkungan sekolah disepakati untuk terlebih dahulu disampaikan kepada Komite Sekolah sebelum meluas ke pihak luar.
Komite Sekolah SMPN 1 Kadipaten, Sabungan Simatupang, menjelaskan bahwa kesepakatan ini disampaikan dalam rapat orang tua menjelang tahun ajaran baru. Dalam forum tersebut, semua pihak bersepakat bahwa pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara guru dan orang tua.
“Kami sepakat mendidik anak adalah tugas bersama antara guru dan orang tua. Apabila tindakan guru yang tidak disukai orang tua, maka orang tua segera melaporkannya kepada komite sekolah, demikian juga sebaliknya. Komite sekolah aktif menangani beragam persoalan yang ada di sekolah. Jangan sampai ketidaksukaan orang tua atau guru menyebar di medsos, lapor ke LSM, atau polisi hingga akhirnya runyam sementara masalah tidak selesai,” ungkap Sabungan Simatupang.
Ia menambahkan, jika terjadi persoalan antara guru dan siswa, penyelesaiannya dilakukan secara kekeluargaan. Guru yang bersangkutan biasanya dipanggil secara pribadi untuk berdialog dengan pihak keluarga tanpa harus melibatkan guru lain.
Menurut Sabungan, pendekatan ini terbukti efektif menciptakan suasana sekolah yang kondusif. Kini, hampir tidak ada lagi siswa yang ketahuan merokok atau membawa sepeda motor ke sekolah, terlebih setelah adanya larangan dari Gubernur Jawa Barat.
“Anak merokok mah jangankan di sekolah, di luar sekolah juga dirazia dan diingatkan. Kalau ketahuan berkumpul di warung selepas pulang sekolah, saya langsung minta guru untuk menegurnya atau saya datangi sendiri,” ujarnya.
Untuk memastikan pembinaan berjalan optimal, pihak sekolah juga membangun komunikasi aktif melalui grup WhatsApp yang melibatkan guru dan orang tua. Melalui grup ini, guru bisa memantau aktivitas siswa, termasuk memastikan mereka sudah pulang ke rumah dengan selamat.
“Kami memiliki grup orang tua dan guru. Setiap hari guru akan menanyakan pada orang tua apakah anak sudah sampai di rumah atau belum. Pernah suatu saat ada anak hingga malam belum pulang, orang tuanya lapor ke saya, dan kami langsung menanganinya. Itu gunanya HP dan grup komunikasi,” kata Sabungan.
Sementara itu, Kepala SMPN 1 Kadipaten, Dadan Dana Permana, menegaskan pentingnya kerja sama antara sekolah, komite, dan orang tua dalam membangun karakter siswa. “Siswa di kami ada 1.029 orang serta 46 guru. Kami semua sepakat mendidik anak dengan baik dan menjaga hubungan harmonis antara sekolah, komite, dan orang tua,” jelasnya.
Hal senada disampaikan Ketua PGRI Kabupaten Majalengka, Dartum, yang menegaskan bahwa setiap tindakan guru di sekolah harus dipahami sebagai bentuk pendidikan demi kebaikan anak didik. “Tindakan yang dilakukan guru sifatnya mendidik, demi kebaikan anak agar mereka lulus dengan pendidikan berkarakter. Anak tidak sekadar pintar, tapi juga harus berkarakter baik,” ungkapnya.
Dartum menambahkan, setiap sekolah memiliki aturan masing-masing dalam mendisiplinkan siswa, dan selama tindakan dilakukan sesuai ketentuan, maka hal itu menjadi bagian dari proses pembentukan karakter generasi muda.(Tat)

Related Articles

Back to top button