Wakil Bupati Jadi Ketua, HMI Nilai Dualisme KONI Kabupaten Cirebon Cacat Hukum
kacenews.id-CIREBON-Konflik internal di tubuh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Cirebon kian memanas. Setelah muncul dua kepengurusan yang saling mengklaim legalitas, kini Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Cirebon turut angkat suara.
Mereka menilai, kepengurusan KONI versi Wakil Bupati Cirebon, Agus Kurniawan Budiman, yang baru dilantik beberapa waktu lalu, cacat hukum dan berpotensi merugikan dunia olahraga daerah.
Sekretaris Bidang Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan dan Pemuda (PTKP) HMI Cabang Cirebon, Akmal Muzhafar Rasul, menegaskan, kekisruhan ini tidak semestinya dibiarkan berlarut-larut.
Menurutnya, konflik dualisme tersebut telah menimbulkan kebingungan di tingkat cabang olahraga (cabor) dan berdampak langsung terhadap para atlet.
“Kepengurusan KONI yang dipimpin Wabup Cirebon, Agus Kurniawan Budiman, yang baru dilantik jelas cacat hukum! Imbasnya, atlet dan cabor jadi korban ketidakpastian,” tegas Akmal, Selasa (14/10/2025).
Akmal menjelaskan, kepengurusan KONI Kabupaten Cirebon yang sah secara administrasi masih berada di bawah pimpinan Sutardi, sesuai Surat Keputusan (SK) masa jabatan hingga tahun 2027.
Namun, situasi berubah ketika KONI Jawa Barat menurunkan tim karateker untuk menggelar Musyawarah Cabang Luar Biasa (Muscablus) yang akhirnya melahirkan Agus Kurniawan Budiman sebagai ketua baru.
Masalahnya, ujar Akmal, langkah tersebut dilakukan di tengah proses hukum yang sedang berjalan. Ketua KONI versi lama, Sutardi, diketahui telah melaporkan kisruh ini ke Pengadilan Negeri Bandung dan Badan Arbitrase Keolahragaan Indonesia (BAKI) Kemenpora RI.
“Kenapa harus ada pelantikan kepengurusan baru sementara proses hukumnya belum selesai? Kalau nanti keputusan pengadilan memenangkan pihak Sutardi, bagaimana nasib atlet dan cabor? Mereka lagi yang akan jadi korban,” ujarnya dengan nada kecewa.
Selain mempersoalkan proses pelantikan, HMI juga mempertanyakan syarat formil pencalonan Agus Kurniawan Budiman sebagai ketua KONI. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, salah satu syarat calon ketua KONI adalah pernah menjadi pengurus KONI atau cabang olahraga minimal lima tahun.
“Pertanyaannya, apakah Wabup Cirebon memenuhi syarat itu? Kalau tidak, jelas menyalahi aturan dan ini sudah cacat hukum,” tegas Akmal.
Menurutnya, kepemimpinan olahraga seharusnya lahir dari insan olahraga itu sendiri, bukan dari elite politik yang menjadikan organisasi olahraga sebagai alat pengaruh.
Ia menilai, ketika jabatan di KONI mulai diperebutkan oleh pejabat politik, maka semangat pembinaan atlet bisa tergeser oleh kepentingan kekuasaan.
HMI juga meminta Pemerintah Kabupaten Cirebon untuk tidak berpihak dalam konflik ini. Mereka menilai, netralitas Pemkab sangat penting agar pembinaan olahraga tetap berjalan dan tidak menjadi korban tarik-menarik politik.
“Jangan sampai birahi kekuasaan merusak ekosistem olahraga di daerah. Atlet dan pelatih bekerja keras di lapangan, tapi yang di atas justru rebutan kursi. Ini ironi,” ujar Akmal.
HMI bahkan membuka ruang dialog terbuka dengan semua pihak, baik dari kubu Agus Kurniawan maupun Sutardi, untuk mencari solusi damai tanpa mengorbankan prestasi olahraga Cirebon yang selama ini telah dibangun oleh banyak pihak.
Akmal juga menanggapi pernyataan Wakil Bupati Cirebon yang sebelumnya menyebut “tidak ada masalah” di tubuh KONI. Menurutnya, pernyataan itu jauh dari kenyataan di lapangan.
“Kalau memang tidak ada masalah, kenapa ada laporan hukum dan proses di pengadilan? Anak SD pun tahu kalau ini masalah besar. Jadi jangan seolah-olah publik bisa dibohongi,” katanya dengan nada tajam.
Menutup pernyataannya, Akmal menegaskan bahwa HMI tidak sedang berpihak pada salah satu kubu. Mereka hanya ingin KONI Cirebon dikembalikan pada fungsinya sebagai wadah pembinaan olahraga, bukan arena pertarungan politik dan kepentingan jabatan.
“KONI itu rumah besar bagi atlet, bukan tempat transaksi politik. Kami berharap seluruh pihak menahan diri, menunggu hasil hukum yang inkrah, dan memikirkan nasib para atlet yang kini terombang-ambing,” tegasnya.(Mail)





