Solusi Entaskan Kemiskinan Pemkab Majalengka Akan Bangun 1.517 Rutilahu

kacenews.id-MAJALENGKA-Sebanyak 1.517 rumah tidak layak huni (Rutilahu) di Kabupaten Majalengka akan dibangun pemerintah daerah pada tahun 2026. Langkah tersebut sebagai salah satu upaya pengentasan kemiskinan.
Menurut Bupati Majalengka, Eman Suherman, pembangunan rumah tidak layak huni menjadi salah satu prioritas karena angka kemiskinan kerap kali dinilai dari kondisi rumah. Kondisi rumah menjadi indikator paling tinggi dalam menentukan kemiskinan seseorang.
“Ketika pendataan, pertanyaan pertama adalah jumlah keluarga dalam satu rumah serta pendidikannya. Setelah itu kondisi rumah dan berapa luas rumah dan penghuninya, sebandingkah dengan luas rumah atau tidak, terlebih jika rumahnya mau ambruk,” ungkap Eman.
Disamping itu, menurut Eman, pembangunan rumah tidak layak huni juga sebagai bentuk perhatian pemerintah pada mereka yang kondisi ekonominya kurang.
“Kita juga harus memikirkan sisi kemanusiaan, jika rakyat tinggal di gubug atau di rumah yang mau ambruk, maka kita melihat sisi kemanusiaan, itu harus dibangun, menunjukan bahwa pemerintah ada bersama mereka,” ungkap Eman.
Setelah membangun rumah, kondisi lingkungannya jaru sehat. Mereka yang tidak memiliki pekerjaan dan masih usia kerja harus diberdayakan, anak-anaknya harus sekolah.
Untuk membangun rumah tidak layak huni, Pemerintah Kabupaten Majalengka mendorong pihak swasta, BUMD dan BUMN di Majalengka untuk turut serta memiliki kepedulian terhadap warga miskin agar warga miskin segera terentaskan.
“Jika dilakukan bersama ritilahu mungkin bisa dibangun lebih dari 2.000 rumah, makanya peran swasta sangat diharapkan,” ungkap Eman.
Selain rutilahu, Eman akan memberikan anggaran sebesar Rp 34,5 miliar untuk pengentasan kemiskinan di desa yang masing-masing desa memperoleh Rp 100 juta, yang difokuskan untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat desa.
Sebelumnya, BPS Kabupaten Majalengka menyebutkan jumlah penduduk miskin di Majalengka tercatat sebanyak 128,58 ribu orang atau 10,31 persen, turun dari tahun 2024 yang mencapai 134,58 ribu orang atau 10,82 persen.
Garis kemiskinan pada tahun 2025 berada di angka Rp 566.574 per kapita per bulan, naik 3,40 persen dari tahun sebelumnya. Angka kemiskinan menunjuka penurunan disbanding tahun sebelumnya di 2024, hal ini disertai penurunan Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dari 1,76 menjadi 1,16 dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) dari 0,45 menjadi 0,24.(Tat)