Ragam

Kabupaten Cirebon: Harapan Baru Petani Digital

SELAMA ini, dunia pertanian Indonesia kerap dihadapkan pada ketimpangan nilai tambah. Petani menanam dan memanen bersama-sama, membuat harga jatuh, sementara keuntungan justru mengalir ke pihak di luar rantai pasok.

Langkah menjadikan Kabupaten Cirebon sebagai laboratorium nasional pertanian digital patut diapresiasi. Gagasan yang diusung Budiman Sudjatmiko melalui Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) bukan sekadar proyek teknologi, melainkan upaya serius membalik paradoks lama, semakin rajin petani bekerja, semakin besar pula risiko mereka terperangkap dalam kemiskinan.
Program “Tanam Sekali, Panen Empat Kali” dengan sistem digital terintegrasi menawarkan solusi yang konkret, menyatukan petani, penggilingan, gudang, dan konsumen dalam satu ekosistem ekonomi yang saling terhubung.
Cirebon menjadi titik awal yang strategis. Dengan tingkat kemiskinan petani yang masih tinggi, daerah ini bisa menjadi contoh bagaimana teknologi mampu menghadirkan keadilan ekonomi.

Lebih dari sekadar digitalisasi, inisiatif ini adalah transformasi sosial, membangun kesadaran bahwa kemandirian ekonomi harus dimulai dari penguasaan data, kolaborasi, dan efisiensi. Namun, keberhasilan program ini tidak akan datang hanya dari aplikasi dan algoritma. Kuncinya ada pada pendampingan berkelanjutan dan penguatan kapasitas petani agar mampu beradaptasi dengan sistem baru.

Tanpa kesiapan SDM dan dukungan pemerintah daerah yang konsisten, inovasi ini bisa berhenti sebagai proyek seremonial. Pemerintah daerah perlu memastikan agar setiap petani mendapat akses dan literasi digital yang memadai. Di sisi lain, transparansi dalam pengelolaan KMP Taskin menjadi hal mutlak agar kepercayaan masyarakat tetap terjaga. Cirebon kini memikul tanggung jawab besar sebagai pionir. Bila berhasil, model pertanian digital ini bukan hanya mengubah wajah ekonomi pedesaan, tetapi juga membuka jalan bagi lahirnya sistem pertanian nasional yang lebih adil, mandiri, dan berdaya saing.

Harapan itu kini tumbuh dari tanah Cirebon, tempat di mana petani, teknologi, dan keadilan ekonomi mulai menanam masa depan baru Indonesia.***

Related Articles

Back to top button