Ikuti Ujian Munaqosyah, Mahasiswa Jurusan SPI UIN Siber Cirebon Dinilai Kematangan Intelektual dan Penguasaan Metodologi

kacenews.id-CIREBON-Jurusan Sejarah Peradaban Islam (SPI) Fakultas Ushuluddin dan Adab (FUA) UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon menggelar ujian munaqosyah, di Gedung O FUA.
Kegiatan ini merupakan forum akademik yang menandai puncak perjalanan studi mahasiswa tingkat akhir. Sekaligus sidang skripsi ini menjadi syarat mutlak untuk memperoleh gelar Sarjana Humaniora (S.Hum.).
Dalam prosesi formal ini, mahasiswa dituntut mempertanggungjawabkan hasil penelitian skripsi mereka di hadapan dewan penguji yang terdiri dari guru besar dan pakar SPI. Setiap peserta diuji bukan hanya dari sisi substansi penelitian, tetapi juga dari kematangan intelektual, penguasaan metodologi, serta kemampuan menjawab kritik dan mempertahankan argumen secara logis.
Dekan FUA, H. Anwar Sanusi, mengungkapkan munaqosyah adalah filter terakhir untuk menjamin mutu akademik lulusan.
“Munaqosyah adalah proses paling formal yang membuktikan bahwa gelar sarjana bukan sekadar simbol, melainkan hasil dari pertanggungjawaban ilmiah yang ketat. Ini adalah komitmen UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon dalam melahirkan sarjana sejarah yang kredibel dan berintegritas,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Jurusan SPI, Aah Syafa’ah, menyampaikan sidang ini juga menjadi wadah kontribusi riset mahasiswa dalam memperkaya khazanah keilmuan.
“Topik-topik skripsi mahasiswa SPI sangat beragam, mulai dari sejarah sosial, budaya, hingga dinamika peradaban Islam. Munaqosyah ini membuktikan bahwa mahasiswa tidak hanya menulis, tetapi juga menciptakan narasi baru yang relevan dengan tantangan zaman,” katanya.
Ujian Munaqosyah tidak hanya berfungsi sebagai penilaian akhir, tetapi juga bentuk transparansi akademik. Mahasiswa diuji secara terbuka sehingga publik dapat menilai bahwa gelar S.Hum yang diperoleh bukanlah formalitas, melainkan melalui proses ilmiah yang akuntabel dan kredibel.
Selain itu, sidang ini menyatakan peran Jurusan SPI sebagai pusat lahirnya generasi intelektual sejarah. Melalui penelitian yang diseminarkan, mahasiswa turut menyumbangkan narasi baru yang memperkaya pemahaman masyarakat tentang sejarah peradaban Islam, baik dalam konteks lokal maupun global.
“Bagi mahasiswa, munaqosyah bukan sekadar ujian akhir, melainkan ujian mental, intelektual, sekaligus momen pengakuan ilmiah. Proses ini menjadi pembuktian bahwa mereka siap terjun ke dunia akademik maupun profesional sebagai sarjana yang tangguh, kritis, dan berintegritas,” kata Anwar Sanusi.
Dengan diselenggarakannya ujian munaqosyah ini, Jurusan SPI UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon menegaskan komitmennya dalam mencetak lulusan yang tidak hanya kompeten, tetapi juga siap menjadi agen pencerahan melalui riset sejarah yang bermakna bagi masyarakat.(Fa)