Buntut Dugaan Keracunan Ratusan Siswa Bupati Kuningan Perintahkan Dapur MBG Luragung Ditutup Sementara

kacenews.id-KUNINGAN-Bupati Kuningan, H. Dian Rachmat Yanuar marah sekaligus kecewa dengan kejadian yang menimpa ratusan siswa Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Luragung Kecamatan Luragung. Para generasi penerus bangsa tersebut diduga keracunan setelah menyantap makanan bergizi gratis (MBG).
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan sekaligus menunggu hasil penelitian dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kuningan, orang nomor satu di Kota Kuda yang pernah menjadi kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) mengeluarkan kebijakan tegas. Dia memutuskan untuk menutup sementara Dapur MBG Desa Luragunglandeuh Kecamatan Luragung selama seminggu. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan makanan MBG bagi 1.400 siswa SMAN 1 Luragung beserta beberapa sekolah lainnya akan ditangani terlebih dahulu oleh Dapur MBG Lainnya.
Kendati demikian, kondisi tersebut masih membuat para siswa sekaligus orangtuanya merasa was-was karena kuatir terulang kembali. Sehingga para pengelola Dapur MBG secara umum di Kabupaten Kuningan jangan sampai menganggap sepele persoalan pemenuhan gizi bagi kader-kader penerus bangsa. “Pendistribusian makan siang dari penyalur Dapur MBG Luragunglandeuh untuk SMAN 1 Luragung dihentikan dulu dan diganti oleh penyalur lain. Sedangkan Dapur MBG bersangkutan ditutup seminggu,” ujarnya.
Ia mengingatkan kepada seluruh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi dari seluruh penyalur MBG agar tidak menganggap enteng persoalan pemberian makanan bagi para siswa. Semuanya harus memiliki tanggung jawab moral dalam memberikan asupan gizi terbaik sehingga berbagai aspek harus benar-benar diperhatikan. Di antaranya, pengolahan, bahan baku, sanitasi hingga peralatan dapur yang memerlukan pengawasan ketat. Pemerintah Daerah (Pemda) Kuningan akan terus melaporkan perkembangan kasus-kasus yang berkaitan dengan MBG kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar. Selain itu, tingkat pengawasan akan semakin diperketat agar kejadian seperti di SMAN 1 Luragung tidak terulang lagi. Secara filosofi, program MBG sangat mulia. “Tugas kita adalah memastikan distribusi berjalan aman, sehat dan tepat sasaran sesuai arahan Pak Presiden Prabowo Subianto dan Kang Dedi Mulyadi (KDM) selaku Gubernur Jabar,” ucapnya.
Kepala Satuan Tugas (Satgas) MBG Kabupaten Kuningan, Wahyu Hidayah justru lebih membengkak atau semakin banyak. Menurut Penjabat Sekretaris Daerah (Pj Sekda) tersebut, mencatat 84 siswa SMAN 1 Luragung dari seluruh tingkat kelas mendapatkan perawatan. Dari jumlah tersebut, 7 siswa sempat diinfus dan kini tersisa 4 siswa yang masih dalam penanganan. Selain itu, 5 siswa lainnya juga dirawat di RS KMC Luragung. Gejala yang diderita oleh para siswa bersangkutan hampir sama mengalami diare. Sedangkan siswa yang tidak masuk sekolah ada 113 orang. Diduga, mereka terdampak setelah mengkonsumsi makanan menu MBG sehari sebelumnya yang dikirim dari Dapur MBG Desa Luragunglandeuh. Maka dari itu, untuk sementara, operasional Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Dapur MBG Desa Luragung Landeuh dihentikan sementara digantikan oleh penyedia lainnya. Hal itu agar para siswa SMAN 1 Luragung tetap mendapatkan haknya karena tujuan MBG itu sendiri sangat mulia. Sedangkan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kuningan telah menerjunkan tim investigasi epidemiologi. Sekaligus mengamankan sampel makanan untuk diperiksa di laboratorium Provinsi Jawa Barat. “Dari keterangan siswa, menu ayam kecap yang dikonsumsi terasa agak berlendir. Maka sampel makanan dan sampel fases dari siswa, sudah diambil untuk dicek di laboratorium. Dengan kejadian ini, kita semua harus hati-hati. Saya pun sudah meminta pihak sekolah guna memastikan siswa yang tidak sekolah, apakah sakit biasa atau akibat dugaan keracunan,” katanya.
Kepala SPPG Dapur MBG Desa Luragung Landeuh, Gugum Gumilar kepada wartawan menyebutkan, pendistribusian makanan MBG tidak hanya pada SMAN 1 Luragung saja melainkan juga SMPN 1 Luragung dan SMKN 1 Luragung dengan jumlah mencapai 4.000 porsi setiap harinya. Semuanya sudah sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP). Hanya saja dirinya tidak menyangka bakal terjadi dugaan keracunan massal yang menimpa para siswa SMAN 1 Luragung.(Ya)