Tak Seperti MBG, Menu Makanan Disajikan Sejumlah Ponpes di Majalengka Aman dan Bebas dari Keracunan
kacenews.id-MAJALENGKA-Sejumlah pondok pesantren (Ponpes) di Kabupaten Majalengka yang menyediakan makan untuk ratusan bahkan ribuan santrinya tidak pernah mendapat keluhan atau pengaduan dari para santri menyangkut makanan basi apalagi terjadi keracunan.
Para santri tetap aman dan sehat mengkonsumsi makanan yang di masak dan dikelola di dapur pesantren, dengan bahan baku yang dibeli dari pasar tradisional. Merekapun tidak memiliki dapur khusus apalagi ahli gizi.
“Yang terpenting para santri tetap sehat dan makanan yang dikonsumsi bersih serta tidak basi,” ungkap KH Yuyud Aspiyudin Pimpinan Pondok Pesantren Al Quraniyah di Jl Olah Raga, Kelurahan Majalengka Wetan.
Yuyud yang memiliki lebih dari 200 santri sudah 15 tahunan menyediakan makan untuk para santrinya dan hingga kini para santri tetap sehat bahkan tidak pernah budug seperti pada umumnya para santri yang mondok di pesantren.
Untuk menyediakan makan para santri, Yuyud biasa berbelanja bahan makanan di pasar tradisional, sayuran seperti wortel, bahan capcay, tahu, tempe, cabai, bawang merah dan sebagainya dibeli setiap hari dari pasar tradisional.
Proses memasaknyapun tidak terlalu ribet, dan tidak menyediakan dapur khusus. Semua bahan dicuci bersih di dapur, dan dimasak oleh dua orang tukang masak bukan cheef khsus seperti di rumah makan besar atau di dapur MBG.
“Belanja sayuran bisa sore atau siang, pagi bibi dua orang sebelum subuh sudah ke dapur menyiapkan bahan untuk dimasak, sekitar pukul 06.30 WIB semua sudah siap dihidangkan di tempat khusus yang disiapkan untuk laki – laki dan perempuan yang tempatnya terpisah. Nah kalau sekarang kan jam 06.30 sudah siap jadi masak juga lebih pagi karena masuk sekolah lebih pagi,” ungkap Yuyud.
Di pesantrennya, para santri makan dengan omprengan namun adakalanya juga parasmanan, semua santri mengantri ke belakang dengan tertib. Setelah itu omprengan kembali di cuci, ada yang dicuci oleh santri sekaligus sebagai bentuk pendidikan bagi para santri.
“Kami tidak memiliki cheef khusus, tidak memiliki ahli gizi, dapur juga seperti dapur rumahan tapi kami menjamin kebersihan bahan makanan dan omprengan, dan yang pasti makanan tidak basi karena begitu masak langsung disajikan, jika berlebih bisa dihangatkan untuk makan berikutnya dan tetap aman dikonsumsi,” katanya yang berharap musibah keracunan tidak terjadi di Majalengka atau dimanapun.
Hal serupa juga di lakukan di Pondok Pesantren Santi Asromo yang memiliki ribuan santri. Pemilik Pondok Pesantren Santri Asromo Asep Zaki setiap hari memasak berkuintal kuintal beras, lebih dari 1,5 kw telur, ikan, dan aneka sayuran untuk para santrinya di sebuah dapur besar.
Ada beberapa orang yang bertugas memasak dan menyiapkan makanan, ribuan santri tinggal mengambil ke tempat makan.
Lebih satu abad pesantren ini menyediakan makan untuk para santri yang mondok dan hingga kini mereka tetap aman mengkonsumsi aneka menu masakan dari pesantren.
“Telur lebih satu kuintal sehari, masaknya di dapur ada dua dapur petgas yang masak ada, yang bekerja lainnya ada, sayuran sebagian beli, ikan kami punya kolam, sayuran sebagian ada di kebun.” ungkap Asep yang ribuan santrinya tidak petnah terdengar sakit akibat m,engkonsumsi masakan dari dapur pesantren.(Tat)





