Finansial

Saat Mesin EDC dan BRIlink Mengubah Hidup, Harapan hingga Layanan

kacenews.id-MAJALENGKA-Di perempatan Jalan Emen Slamet, Kelurahan Majalengka Wetan Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, sebuah toko kelontong milik Alan selalu ramai pembeli. Lelaki yang dikenal ramah ini tak pernah lelah menyapa setiap pelanggan dengan senyumnya.

Di balik meja kayu sederhana, tangannya lincah melayani pembeli, hingga menggesekkan kartu debit pelanggan ke sebuah mesin electronic data capture (EDC) berwarna orange dan biru milk Bank Rakyat Indonesia (BRI).

“Dulu saya pernah terkena uang palsu. Rasanya sakit sekali, tapi pengalaman itu mengajarkan saya, agar peristiwa itu tidak terulang kembali,” ujar Alan mengenang masa lalunya.

Berkaca pada pengalaman pahit itu, lanjut dia, dirinya mendapatkan kabar bahwa ada alat di BRI yang mampu menghindari hal, sekaligus mesin alat itu memberikan kemudahan bagi pelanggan yang bertransaksi menggunakan kartu kredit atau non tunai.

“Alhamdulillah sejak ada mesin EDC BRI, saya jauh lebih tenang. Transaksi cepat, aman, dan pelanggan percaya karena bisa bayar pakai kartu debit, kredit, atau QRIS,”katanya sambil merapikan barang daganganya.

Alan mengaku pertama kali mengajukan mesin EDC pada 2022 lalu. Awalnya dirinya merasa ragu, apakah toko kelontong sederhana itu bisa memanfaatkan teknologi yang biasanya hanya ada di supermarket.

Namun waktu membuktikan, EDC justru menjadi teman usaha yang menjaga kepercayaan pelanggan dan usahanya pun semakin berkembang.

“Mungkin orang melihat EDC itu cuma mesin gesek. Tapi buat saya, ini alat ikut membantu saya mengais rezeki dengan mudah, aman dan praktis,” ujarnya sambil tersenyum.

Gigih di Tengah Hamparan Sawah

Berbeda dengan Alan yang tinggal di pusat kota, kisah lain pun datang dari pelosok Kabupaten Majalengka. Ia di Desa Lemahsugih, Kecamatan Lemagsugih atau berada di kaki Gunung Cakrabuana.

Udara yang dingin, diselimuti hamparan sawah dan bukit hijau, menjadi latar perjuangan seorang ibu bernama Yuli Indrawati.

Yuli sendiri seorang guru honorer sekaligus ibu dari 4 orang anak.Upahnya yang pas-pasan membuat wanita berusia 44 tahun ini, harus berpikir keras mencari jalan lain untuk menambah penghasilan membantu ekonomi keluarganya.

“Saya pernah coba usaha kecil-kecilan, tapi mengalami jatuh bangun. Sampai rasanya saya mau menyerah,” ujar Yuli mengawali kisahnya.

Titik balik dari hidupnya saat temanya mengenalkan program Agen BRILink. Awalnya dirinya ragu, apakah layanan perbankan ini bisa berjalan di desa terpencil yang jauh dari pusat kota.

Awalnya perasaan itu menyelimuti pikiran dan hatinya, namun keraguan itu lenyap, saat dirinya menekadkan diri dan mulai menikmati manfaatnya.

“Dulu orang harus ke kecamatan untuk tarik tunai atau bayar tagihan. Alhamdullilah Sekarang cukup ke rumah saya. Awalnya menggunakan meja belajar anak-anak untuk tempat transaksi harian, tapi sekarang sudah membeli meja khusus,” ujarnya sambil tersenyum tipis.

Menurut dia, dengan adanya BRILink, dirinya mengaku bisa melayani bayar listrik, transfer uang, beli data, hingga setoran pinjaman.

“Setiap transaksi kecil, tapi dari situlah saya bisa menambah penghasilan untuk menambah biaya sekolah anak-anak,” ucapnya dengan penuh rasa syukur.

Ia mengaku, dari jumlah penduduk desa yang mencapai 2 ribu orang, setiap hari minimalnya ada sekitar 9 orang yang bertransaksi di saat sepi. “Alhamdulillah kalau lagi ramai bisa mencapai 20 orang setiap hari,”ucapnya.

Bukan hanya Yuli yang merasakan dampak BRILink. Warga desa juga mengaku sangat terbantu dengan kehadiran layanan ini.

Siti Maryam (47), seorang ibu rumah tangga asal Desa Lemahsugih, yang menceritakan manfaat BRILink yang memudahkannya setiap transaksinya setiap bulan.

“Biasanya saya harus naik motor hampir satu jam ke kantor BRI unit cuma buat bayar listrik dan iuran BPJS. Capek dan harus keluar ongkos bensin. Sekarang cukup jalan kaki ke rumah Bu Yuli, semua urusan selesai dalam hitungan menit,” katanya sambil tersenyum lega.

Hal serupa dirasakan Rahmat (32), seorang buruh tani. Dirinya sering mengirim uang untuk anaknya yang kuliah di UIN Bandung.

“Kalau dulu mesti ke bank di kantor kecamatan atau kantor POS, sekarang tinggal transfer lewat BRILink. Cepat, aman, dan saya nggak perlu meninggalkan pekerjaan saya sebagai petani,” ujarnya.

BRI Menyentuh Kehidupan

Kisah Alan dan Yuli hanyalah sepotong dari ribuan cerita yang terjadi di Kabupaten Majalengka pada khususnya, umumnya di Indonesia.

Kehadiran BRI lewat mesin EDC dan Agen BRILink, menunjukkan bahwa kemajuan teknologi dan inovasi keuangan tak hanya berhenti di kota-kota besar, namun juga merambah ke desa-desa terpencil.

Pimpinan BRI Cabang Majalengka Nurdianto Mawardi Suwono menambahkan, layanan Agen BRIlink atau adanya mesin EDC ini merupakan wujud nyata dari ketersediaan akses dan pemanfaatan produk.

Hal ini dalam rangka memberikan pelayanan jasa keuangan yang terjangkau, berkualitas, dan berkelanjutan bagi seluruh lapisan masyarakat.

Nurdianto menambahkan, keberhasilan program BRILink adalah buah dari strategi hybrid bank, yang memadukan layanan fisik dan digital.

“Fitur BRILink itu memudahkan masyarakat membayar listrik, air, BPJS, cicilan, hingga membuka tabungan baru. Semuanya bisa dilakukan dekat dekat dan tidak harus ke kantor BRI unit yang ada di kecamatan,” katanya.

Wakil Direktur Utama Catur Budi Harto mengatakan, Agen BRI link secara nasional, sambung dia, BRI mencatat kurang lebih dari 700 ribu jaringan EDC dan 796 ribu Agen BRILink hingga akhir Maret 2024. Bahkan dari Agen BRILink itu telah hadir di 61 ribu desa, termasuk wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal).

“Pada kuartal I-2024, Agen BRILink membukukan 285 juta transaksi finansial senilai Rp370 triliun, ini meningkat 12,8% dibanding periode sama tahun sebelumnya,”ucapnya seperti dikutip dari laman resmi BRI.(Jep)

Related Articles

Back to top button