Finansial

Bulog Segera Serap Jagung Petani dengan Harga Sesuai HPP

kacenews.id-MAJALENGKA-Bulog berdasar rencana segera melakukan penyerapan jagung petani di Majalengka dengan harga Rp 5.500 per kg hingga Rp 6.400 per kg sesuai kadar air yang terkandung dalam jagung tersebut. Penyuluh Pertanian Lapangan di Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kabupaten Majalengka segera lakukan sosialisasi kepada para petani.

Kepala Dinas Pertanian Lapangan di Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kabupaten Majalengka Gatot Sulaeman mengatakan, belakangan ini semua PPL yang berada di sentra jagung telah memberitahukan kepada petani kalau mulai tahun ini Bulog akan melakukan penyerapan jagung dengan harga minimal sesuai HPP.

Penyerapan jagung petani yang dilakukan oleh Bulong secara massif baru dilakukan selama beberapa tahun terakhir. Sebelumnya para petani menjual jagung kepada bandar setempat atau menjualnya ke bandar yang ada di luar kota.

“Para PPL sekarang terus melakukan sosialisasi perihal rencana penyerapan jagung oleh Bulog dengan beberapa bersyaratannya agar petani bisa memenuhi standar Bulog,” ungkap Gatot.

Disampaikan Gatot, beradasarkan hasil rapat bersama Bulog dan Polres yang menjadi mitra pendamping penyerapan, jagung yang akan dibeli oleh Bulog yang kadar airnya memenuhi syarat yakni sebesar 18-20 %, untuk jagung dengan kadar air 18 hingga 20 % harganya dipatok sebesar Rp 5.500 per kg, serta kagung pipilan kering dengan kadar air 14 – 15 % dibeli dengan harga Rp 6.400 per kg

“Untuk penyerapan jagung petani, kami sudah menyerahkan data ke Bulog dan Polres karena Bulog akan berkolaborasi dengan Polres saat pelaksanaan penyerapannya, data menyangkut lokasi tanam dan perkiraan jadwal panen,“ ungkap Gatot.

Dia menyebutkan serapan jagung petani di Majalengka diperkirakan bakal cukup tinggi karena Kabupaten Majalengka adalah produsen jagung kedua tingkat Jawa Barat berdasarkan data Tahun 2025, tak heran jika tahun ini Pemprov Jabar mentargetkan produksi jagung bagi Kabupaten Majalengka mencapai sebanyak 133.839 ton.

Kini produksi jagung tertinggi hingga bulan Agustus berdasarkan data perkecamatan adalah Kecamatan Maja dengan produksi 33.934 ton disusul Bantarujeg sebanyak 31.223 ton, jumlah tersebut masih akan naik karena masih banyak yang belum dipanen.

“Produksi jagung dihitung hingga November, karena Desember biasanya sudah mulai tanam padi,” ungkap Gatot yang mengaku optimis target produksi jagung yang diminta Pemprov jabar bisa tercapai. Pihaknya juga telah mengirim sejumlah Corn Sheller kepada kelompok tani untuk memudahkan para petani merontok jagung.

Sementara itu sejumlah petani di Desa Nunuk, Kecamatan Maja mengaku belum mengetahui adanya rencana Bulog melakukan penyerapan jagung.

Selama ini jagung petani menurut Syaehu dan Ismail, langsung dijual kepada badega (bandar) dengan harga jual sesuai harga pasar di wilayahnya. Meski demikian mereka mengetahui betul kalau kadar air harus rendah, karena badega akan menolak barang jika kondisi jagung sedikit basah.

“Menentukan kadar air yang dilakukan petani sangat sederhana tidak pakai alat uji cukup dikepal, jika masih terasa menyatu maka tandanya itu basah, dan harga jual akan berkurang. Pengfurangannya antara Rp 100 hingga Rp 150,” ungkap Saehu.

Mereka berharap jika benar Bulog akan melakukan penyerapan jagung maka harga jual harus diatas bandar.(Tat)

Related Articles

Back to top button