Diduga Permintaan Komoditas Pasar Dalam Program MBG Meningkat, Harga Daging Ayam Terus Alami Lonjakan Harga
kacenews.id-MAJALENGKA-Harga daging ayam di pasar tradisional di Majalengka terus alami lonjakan harga hampir setiap pekan, kini harga mencapai Rp48.000 per kg, pasokan daging ayam dari distributor ke pedagang pasarpun terus berkurang .
Sejumlah pedagang yang biasanya mendapat pasokan lebih dari 60 kg sesuai jumlah permintaan pelanggan kini turun drastis, hanya dipasok kurang dari 80 % nya saja dari biasanya, dengan alasan barang dibagi–bagi untuk memenuhi semua permintaan konsumen.
Pengurangan pasokan ke pedagang, dituding untuk memenuhi kebutuhan MBG yang saat ini hampir merata disemua wilayah SPPG telah beroperasi.
Titin salah seorang pedagang di Pasar Sindangkasih misalnya, setiap hari biasanya dia dipasok distributor hingga mencapai 60 kg untuk memenuhi kebituhan pelanggannya, sejak sepekan terakhir dia hanya pendapat pasokan 40 kg saja untuk berjualan di pasar, akibatnya tidak semua pelanggannya bisa terlayani.
“Pangaos teras nerelak, barang teras ngirangan. Kemis kamari pan pangaos masih Rp 45.000 sakilo ayeuna tos naek deui,” ungkap Titin.
Hal yang sama disampaikan Mimin yang biasanya mendapat pasokan lebih dari 1 kw kini berkurang drastis.
Menurut Mimin yang mengalami kenaikan harga hanya daging ayam ras, sedangkan daging ayam kampung masih tetap stabil seharga Rp 70.000 per kg. Kenaikan daging ayam kampung hanya terjadi di hari besar seperti lebaran Idul Fitria tau Idul Adha dan tahun baru.
“Kalau harga daging ayam ras selalu fluktuatif. Pada pekan ini harga naik , beberapa hari kemudian bisa turun, namun sekarang dusah dua pkan harga daging ayam terus naik antara Rp 2.000 hingga Rp 3.000 per kg,” ungkap Mimin.
“Saurna mah eta gara – gara makan gratis, penyediana langsung dongkap ka bandar, janten ka pasar ngirangan,” tambahnya.
Kenaikan harga tidak hanya terjadi pada daging ayam ras namaun juga telur yang kini harganya telah mencapai Rp30.000 per kg untuk harga ditingkat pengecer dan Rp 29.000 ditingkat grosir.
Kanaikan harga telur sebesar itu sudah terjadi sejak 5 hari terakhir yang diduga pemicunya adalah penyediaan makan bergizi gratis.
Usman grosir telur ayam di Pasar Sindangkasih nenyebutkan, harga telur terus fluktuatif dan konsisi ini terus terjadi setiap dua minggu sekali. Tingginya harga telur mencapai harga yang sama terjadi pada akhir Agustus lalu tepatnya 22 Agustus 2025.
“Ayeuna tos tilu dinten naek deui wae (sekarang sudah tiga hari sudah kembali naik lagi),” Ungkap Usman.
Pengelola Pasar Sindangkasih Supriadi membenarkan adanya penurunan pasokan daging ayam ke semua pedagang, meskin demikian dia mengklaim lebutuhan konsumen tetap terpenuhi.
“Pasokan berkurang informasinya karena para peternak memenuhi kebutuhan MBG, sehingga pasolan ke pasar berkurang. Ini dialami hampir semua pedagang yang jumlahnya kurang lebih sebanyak 30 orang. Omsetnya berneda – beda ada yang 50 kg ada yang lebih dari 1 kw, tapi sekarang memang semua mengaku pasokannya dikurangi,” ungkap Supriadi.
Kenaikan harga menurut Supriadi terjadi juga untuk sejumlah komoditas sayuran dan cabai. Tomat misalnya naik menjadi Rp 10.000 per kg, mentimun Rp 12.000 per kg, cabai merah keriting, cabai merah biasa dan cabai rawit merah rata – ratan naik Rp 10.000 untuk setiap kilogrtamnya semua menjadi Rp 60.000 per kg.(Tat)





