Ayumajakuning

Momen Maulid Nabi, Warga Desa Santing dan Muntur Gelar Memayu Kibuyut Gentong

kacenews.id-INDRAMAYU-Puluhan warga dari Desa Santing dan Desa Muntur, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu selenggarakan acara Memayu. Kegiatan warga dari dua desa tersebut, dilakukan sebagai bagian dari pelestarian adat budaya yang ada di obyek wisata spiritual Kibuyut Gentong.

Memayu merupakan kegiatan renovasi sektoral pada lingkungan adat Kibuyut Gentong.
Beragam kegiatan dilakukan warga, mulai merenovasi atap rumah Kibuyut Gentong dari bahan jerami (welit), pergantian selendang merah putih pada pohon Asam, Pohon Bunut dan perbaikan lainnya dengan tujuan untuk mempercantik (Memayu) obyek wisata spiritual Kibuyut Gentong.

Menurut tokoh pemuda Desa Santing Casyanto, kegiatan swadaya warga Memayu Kibuyut Gentong ini dilakukan setiap tahun yang bertepatan dengan pelaksanaan Maulid Nabi.

“Sebelum dilaksanakan kegiatan ini, pada malamnya kita melaksanakan doa bersama untuk kelancaran merenovasi atap rumah Kibuyut Gentong,” ujar Casyanto.

Lebih lanjut Casyanto memaparkan, dilaksanakannnya kegiatan yang bertepatan dengan Maulid Nabi ini telah ditasbihkan sebagai hari yang baik untuk mempercantik atap rumah Kibuyut Gentong.

“Ini rutin dilaksanakan pada saat Maulid Nabi dalam upaya perbaikan tempat-tempat yang disakralkan,” ungkapnya

Kegiatan Memayu Kibuyut Gentong mendapat apresiasi dari berbagai kalangan, termasuk para pedagang di lingkungan Kibuyut Gentong.

“Alhamdulillah, sekarang Kibuyut Gentong sudah tertata rapih. Dengan suasana Kibuyut Gentong sekarang ini diharapkan bisa memberikan dampak positif pada lingkungan sekitar, selain kesan baik bagi para pembeli untuk menikmati suasana kuliner di sini,” ujar Ipah pedagang mie ayam dan baso.

Obyek spritual Kibuyut Gentong berasal dari pohon asam besar yang pada jaman dahulu digunakan sebagai tempat sembahyang leluhur Sunda karena tempat ini sudah ada sebelum peradaban agama Hindu, Budha dan Islam.

Kibuyut Gentong berasal dari kata Gentong, gentong adalah wadah air yang terbuat dari tanah liat. Gentong disini untuk dijadikan bantuan penyediaan air kepada seseorang yang datang ketempat ini dalam keadaan lelah setelah melakukan perjalanan. Dan air bening yang tersedia dalam gentong bisa menyegarkan dahaga karena perjalanan, sehingga memperoleh kesegaran dan kelegaan hati kembali.

Pada masa lalu, baik peradaban agama Hindu, Budha dan Islam, para Leluhur jaman dahulu begitu menghormati Alam, karena seperti diantaranya pohon besar, batu besar, mata air dan gunung atau ditempat yang sepi sesuai kenyaman hati menjadi tempat yang bisa dinikmati untuk mencurahkan isi hati untuk memperoleh pikiran yang jernih.

Begitupun sampai dengan saat ini, Kibuyut Gentong masih menjadi obyek spritual bagi beberapa orang dalam mencari ketenangan diri melalui kepercayaan spiritualnya.

Selain menjadi obyek spritual, nama besar Kibuyut Gentong pun begitu terkenal dengan kerindangan pohon asam besarnya yang nyaman untuk bersantai atau berteduh sambil menikmati jajanan kuliner yang tersedia.(Apip)

Back to top button