Kondisi Kesehatan Sarli Belum Membaik, Pemkab Cirebon Lakukan Pendampingan Upaya Pemulihan

kacenews.id-CIREBON-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon akan membantu pengobatan Sarli (8 tahun) warga Desa Kemlaka Gede Kecamatan Tengahtani yang mengalami sakit. Sarli merupakan anak yatim piatu yang mengalani kelainan sejak lahir, karena tidak memiliki anus.
Bupati Cirebon, H Imron mengungkapkan kedatangannya ke rumah Sarli ini karena dapat laporan dari masyarakat. Pasalnya lokasi rumah Serli ternyata merupakan tetangga desa dari bupati.
“Saya (bupati red) bersama sejumlah pejabat Pemkab Cirebon melihat langsung kondisi Sarli. Rupanya anak delapan tahun ini tetangga desa saya. Saya mengetahui dari masyarakat dan viral di media sosial yang isunya tidak mendapatkan bantuan,” kata Imron.
Setelah bupati mengecek langsung ke rumah Sarli, anak ini telah memiliki jaminan kesehatan berupa Kartu Indonesia Sehat (KIS). Bahkab bantuan sering diberikan kepada Serli.
“Jadi pas begitu saya meninjau memang ternyata Sarli ini sebenarnya bantuan-bantuan itu sudah ada bahkan Kartu Indonesia Sehat (KIS) pun ada. Cuma yang bersangkutan tidak mau dibawah ke rumah sakit,” katanya.
“Kami dari Pemkab Cirebon memberikan bantuan kepada Sarli dan keluarga, untuk meringankan beban mereka,” katanya.
Menurutnya, sebelumnya Sarli bisa berjalan, namun ketika mengalami jatuh sebanyak dua kali, kedua kakinya kini tidak bisa berjalan.
Imron menyampaikan butuh peran serta semua masyarakat terutama keluarga, agar Sarli mau kerumah sakit untuk memeriksakan kesehatannya.
“Kalau masih anak kan gampang dirayu untuk berobat ke rumah sakit. Dia juga sudah mempunyai KIS jadi semuanya pasti gratis, dan nanti dari Pemkab Cirebon akan melakukan pendampingan,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon, Hj Eni Suhaeni mengemukakan, Sarli memerlukan pemulihan kesehatan, meski dengan waktu yang cukup lama.
“Pasti perlu kesabaran dari keluarganya, karena ini perlu waktu yang cukup lama untuk bisa pulih kembali seperti sedia kala,” katanya.
Menurut Eni, sejak dalam kandungan sebenarnya Sarli sudah mendapatkan perhatian dan pendampingan oleh pihak puskesmas. Sebab ibunya Sarli ini mengalami hipertensi. Kemudian setelah lahir, kondisi Sarli mengalami masalah yakni tidak memiliki anus.
“Waktu itu Sarli sudah operasi anus. Tapi, kondisinya semakin buruk setelah dua kali jatuh,” katanya.
Bahkan, meski sempat empat kali dirawat di rumah sakit, kesehatannya tak kunjung membaik. Upaya pengobatan tradisional pun justru memperparah keadaan.
“Karena itu kami hadir untuk memberikan bantuan, edukasi, sekaligus motivasi kepada keluarga agar kembali bersedia membawa Sarli berobat ke rumah sakit,” katanya.
Ia berharap, melalui penanganan medis yang tepat, kondisi Sarli bisa berangsur pulih. “Mudah-mudahan Sarli bisa sehat kembali, bisa berjalan, dan bermain seperti anak-anak lainnya,” ucapnya.
Sarli mengalami gagal tumbuh. Kondisi Sarli terjadi beberapa tahun terakhir. Terutama setelah kedua orang tua meninggal dunia. Kini Sarli tinggal dengan bibi yang mengasuh dan membesarkannya.
“Sarli sebenarnya anak yang ceria dan tidak ada masalah kesehatan. Tumbuh normal dan sudah bisa berjalan,” kata pihak keluarga ketika menerima kunjungan bupati.(Junaedi)