Ayumajakuning

Melaju Seleksi PNS Berprestasi Jabar, Sekda Kuningan Diuji Profesor UPI, ITB, UIN dan Unpad

kacenews.id-CIREBON-KUNINGAN-Meski telah menjadi Penjabat Sekretaris Daerah (Pj Sekda) Kabupaten Kuningan namun tidak sertamerta membuat puas diri bagi sosok Wahyu Hidayah. Ia tetap melanjutkan proses seleksi tahapan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Berprestasi Tingkat Jawa Barat tahun 2025.
Setelah sebelumnya dinyatakan lolos seleksi tahap administrasi dan portopolio, pejabat Eselon II yang juga menjabat kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Diskatan), diuji kemampuannya pada tahapan seleksi wawancara di kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Jawa Barat, Selasa, (2/9/2025).
Tidak tanggung-tanggung, para penguji sebagian besar bergelar profesor dari 4 perguruan tinggi ternama di Jawa Barat. Terdiri dari Guru Besar Sosiologi Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati (UIN SGD) Bandung, H. Agus Ahmad Safei, Guru Besar Komunikasi Politik Fakultas Pendidikan dan lImu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, H. Karim Suryadi. Lalu, Guru Besar Infrastruktur Lunak Kota Cerdas Berkelaniutan Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, SAPPK Institut Teknologi Bandung (ITB), Ridwan Sutriadi. Serta Kepala Program Studi Pasca Sarana Magister Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung, Ferry Hadiyanto.
Pj Sekda Kuningan dicecar dengan berbagai pertanyaan seputar inovasi yang digulirkannya. Namun karena menguasai materinya sehingga dapat menjawab seluruh pertanyaan yang dilayangkan oleh para penguji. Wahyu masuk dalam kelompok PNS Berprestasi Jabar kategori Inovatif.
Sementara itu, Wahyu Hidayah adalah satu satunya PNS di lingkup Pemda Kuningan yang pernah mengikuti IVLP di Amerika Serikat. Pendidikan dan latihan (Diklat) tersebut dilaksanakan selama 3 minggu. Di samping itu, masih banyak lagi pelatihan yang diikuti sehingga sosoknya semakin diperhitungkan. Saat ini, ia sangat fokus mendampingi petani muda dengan cara memberi akses pelatihan, alat, pemasaran dan membangun kepercayaan diri mereka. Di tengah gempuran digitalisasi, salah satu sektor yang tidak bisa digantikan oleh kecerdasan buatan atau AI adalah pertanian. Maka regenerasi petani menjadi mutlak. Ketahanan pangan bukan hanya tentang hasil panen tetapi mengenai siapa yang akan menanam di masa depan. Kabupaten Kuningan menghadapi tantangan regenerasi petani. Mayoritas petani berusia di atas 45 tahun sedangkan generasi muda enggan melanjutkan profesi tersebut. Di tengah situasi itu, lahirlah inovasi strategis menghubungkan pertanian dengan teknologi, pendidikan dan kewirausahaan. Melalui pendekatan hulu ke hilir, berbagai program seperti Sekolah Lapang Tematik, Masagi Mart, hingga urban farming di pekarangan, dirancang untuk mencetak petani milenial yang mandiri dan berdaya saing. Inovasi ini membangun kembali harapan bahwa bertani bisa menjadi pilihan hidup yang membanggakan. “Saya percaya, regenerasi petani dapat menumbuhkan generasi baru yang mencintai pertanian dengan cara yang lebih cerdas, modern dan berkelanjutan,” tuturnya.(Ya)

Related Articles

Back to top button