90 Persen Kondisi Pasar Sindangkasih Rusak, Omset Pedagang Terpuruk
kacenews.id-MAJALENGKA-Hampir 90 persen kondisi pasar tradisional Sindangkasih, Majalengka dalam kondisi rusak dan tidak layak digunakan, lingkungannya kumuh dan ketika hujan becek berlumpur hitam, sebaliknya ketika musim kemarau udara panas dan berdebu.
Tak heran menurut Ketua DPD APPSI Majalengka, Akbar S. Harto, jika saat ini lebih banyak konsumen yang berbelanja ke pasar modern terkecuali belanja kebutuhan tertentu seperti sayuran dan barang lainnya yang tidak ditemukan di pasar modern.
“Kondisi pasar sangat memprihatinkan, kios banyak yang kosong, lebih dari 50 persen kosong karena kondisinya rusak, pedagang ada yang berhenti berjualana dan juga yang pindah menjadi pedagang klemprakan, kini jumlah pembeli juga menurun,” ungkap Akbar saat menerima kunjungan anggota DPRD ke Pasar Sindnagkasih.
Akibat bangunan pasar rusak, banyak pembeli yang memilih berbelanja ke pusat perbelanjaan modern, atau belanja ke pedagang keliling, kondisi itu membuat omset pedagang di pasar tradisional kian terpuruk.
Akbar berharap, revitalisasi empat apsar tradisional milik Pemda Majalengka yakni Pasar Sindangaksih, Kadipaten, Jatitujuh dan Prapatan bisa segera dilakukan, dengan alasan semuanya sudah melewati masa layak pakai. Tiga pasar Sindangkasih, Jatitujuh dan Kadipaten masa HGB sudah habis lebih dari empat tahunan.
“Masalah pasar tradisional bukan persoalan sederhana. Selain aspek fisik bangunan, manajemen, kebersihan, serta kenyamanan juga menjadi faktor penting yang menentukan daya tarik masyarakat untuk berbelanja,” ungkap Akbar.
Menurut Akbar, revitalisasi pasar tidak hanya soal memperbaiki bangunan, tetapi juga menghidupkan kembali denyut ekonomi rakyat kecil yang selama ini menggantungkan hidup di pasar tradisional
Sementara itu karena ingin laku dan bisa terlihat calon pembeli, kini banyak pedagang yang berjualan di jalan yang seharusnya menjadi tempat lalulintas kendaraan para konsumen yang akan berbelanja di pasar.
Para pedagang yang memiliki kios pinggir jalan baik dari kanan dan kiri jalan terus menyimpan barang dagangannya maju kedepan hingga lebih dari 3 meteran, itu belum ditambah pedagang klemprakan yang ada di depannya lagi, tak heran jika pagi jalan sesak oleh pedagang. Sepeda motorpun sulit bepapasan padahal jalan pasar sebenarnya sangat lebar.
Komisi II DPRD Kabupaten Majalengka yang melakukan kunjungan kerja ke Pasar Sindangkasih di Kecamatan Cigasong serta Pasar Kadipaten pada Rabu (3/9/2025) menyebutkan kedua pasar tradisional sangat memprihatinkan.
Mereka menyebut, banyak kios yang terbengkalai, tidak digunakan, dan sejumlah bangunan mengalami kerusakan parah. Infrastruktur penunjang juga tampak tidak terawatt.
Ketua Komisi II DPRD Majalengka, Dasim Raden Pamungkas, baru menyadari kondisi pasar tradisional kumuh dan memprihatinkan.
“Tujuan kunjungan ini ada dua. Pertama, kami ingin mengetahui kondisi bangunan pasar secara langsung. Kedua, kami ingin mempelajari tata kelolanya, termasuk pengelolaan lahan parkir dan pengelolaan sampah. Karena itu, kami hadir bersama Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Dinas Perhubungan, serta Dinas Lingkungan Hidup,” ungkap Dasim.
Menurutnya, dari hasil peninjauan di Pasar Sindangkasih, terdapat sejumlah masalah salah satunya lahan parkir yang tidak sesuai peruntukan, bahkan sebagian disulap menjadi tempat berjualan. Sedangkan bangunan pasar Sindangkasih hampir 90 persen rusak, Pasar Kadipaten sekitar 50 hingga 60 persen tidak layak ditempati.(Ta)





