Ragam

Gelar Diskusi Publik, DP3APPKB Kota Cirebon Jalin Kolaborasi Cegah Perkawinan Anak

 

 

 

 

 

kacenews.id-CIREBON-Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Cirebon (DP3APPKB) Kota Cirebon bersama Movement Arts Community (MAC) sukses menggelar Diskusi Publik dan Pameran Seni “Break The Chain” di Gramedia Grage Mall Cirebon.

Acara yang berlangsung dari pukul 16.00–18.00 WIB ini dihadiri puluhan peserta dari berbagai kalangan, termasuk pelajar, mahasiswa, aktivis, hingga tokoh masyarakat.

Diskusi bertema “Mitigasi dan Dampak Sosial Pernikahan Anak” menghadirkan narasumber suwarso Budi Winarno, AP., Selaku Kepala DP3APPKB Kota Cirebon dan Founder Paham Perempuan, Ulyatul Mukarromah.

Dalam pemaparannya, Ulyatul Mukarromah mengungkapkan, pernikahan anak erat kaitannya dengan kemiskinan dan rendahnya akses pendidikan.

“Anak-anak yang seharusnya mendapatkan kesempatan belajar, seringkali dinikahkan dengan alasan ekonomi. Pendidikan menjadi kunci penting untuk memutus siklus perkawinan anak,” katanya.

Sementara itu, Suwarso Budi Winarno menyampaikan  berdasarkan pemetaan, terdapat tiga kategori penyebab pernikahan anak, yaitu pergaulan berisiko pada anak, termasuk kurangnya peran pengasuhan orang tua. Kemudian faktor ekonomi, yakni keterbatasan ekonomi keluarga dan faktor budaya, yakni tradisi dan norma sosial yang masih menganggap wajar perkawinan anak.

“Keluarga harus memiliki ketahanan keluarga untuk mendukung anak dalam masa transisi remaja menuju dewasa. Dengan pengasuhan yang kuat, anak tidak mudah terjerumus dalam pergaulan berisiko maupun perkawinan dini,” tuturnya.

Selain diskusi, acara ini juga dirangkai dengan pameran seni yang menampilkan karya visual seniman muda dari Movement Arts Community. Melalui poster, ilustrasi, dan instalasi kreatif, pameran ini menghadirkan pesan kuat tentang perjuangan anak-anak dalam melawan keterbatasan serta harapan untuk membangun masa depan tanpa perkawinan dini.

Kegiatan ini menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor, untuk bersama-sama memutus mata rantai perkawinan anak. Acara ini juga sekaligus menjadi ruang dialog yang menginspirasi serta membuka kesadaran publik bahwa pencegahan pernikahan anak adalah investasi besar bagi terwujudnya Generasi Emas 2045.(Cimot)

 

 

Related Articles

Back to top button