Tingkatkan Derajat Kesehatan Generasi Muda, Ribuan Siswa di Kabupaten Cirebon Jalani Pemeriksaan Kesehatan

kacenews.id-CIREBON-Ribuan siswa dari tingkatan SD, SMP, SMA, SMK, madrasah, pesantren, dan SLB mengikuti pengecekan kesehatan gratis oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon.
Pemeriksaan kesehatan dilakukan oleh tenaga kesehatan puskesmas. Bahkan Dinas Kesehatan menargetkan pada Agustus 2025 sebanyak 40 persen siswa di Kabupaten Cirebon mendapatkan program tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, Hj Eni Suhaeni mengemukakan, program ini merupakan bagian dari upaya sistematis Pemerintah Kabupaten Cirebon untuk meningkatkan status kesehatan generasi muda.
Bahkan pemeriksaan kesehatan ini juga untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan jangka panjang, seperti stunting, sejak usia dini.
Ia menyebutkan, pemeriksaan kesehatan untuk siswa ini mencakup status gizi, deteksi dini anemia, kelainan mata, serta pemeriksaan fisik menyeluruh dari ujung rambut hingga kaki.
“Pelayanan kesehatan ini diberikan secara gratis untuk seluruh siswa. Target kami semua anak sekolah dicek kesehatannya secara menyeluruh, mulai dari kondisi rambut, kulit, hingga status gizi dan kesehatan mata,” katanya.
Selain itu ungkap Eni, salah satu fokus utama dari program ini adalah skrining anemia, terutama pada kelompok remaja putri.
Menurutnya berdasarkan hasil sementara dari pemeriksaan kesehatan yang sudah dilakukan di beberapa sekolah, ditemukan sekira 43,55 persen remaja putri mengalami anemia. Angka ini tergolong tinggi dan menjadi perhatian khusus Dinas Kesehatan.
Ia mengatakan, anemia pada remaja putri bisa berdampak besar jika tidak ditangani sejak dini. Anemia yang berlanjut ke masa dewasa, terutama saat perempuan memasuki usia hamil, berpotensi menyebabkan komplikasi serius, termasuk melahirkan anak dengan kondisi stunting.
“Anemia pada remaja putri harus dicegah sedini mungkin. Kalau mereka anemia, kemudian hamil, maka risiko komplikasi kehamilan dan stunting pada anak menjadi lebih tinggi. Sehingga ini kita harus putus,” tuturnya.
Eni mengungkapkan, anemia banyak disebabkan oleh asupan gizi yang tidak memadai, terutama kekurangan zat besi. Oleh karena itu, selain pemeriksaan, pemerintah juga akan memberikan edukasi gizi kepada siswa dan orang tua, serta melakukan intervensi gizi langsung jika diperlukan.
Selain anemia, pemeriksaan kesehatan juga menemukan tantangan lain dalam hal status gizi anak sekolah. Berdasarkan data sementara dari puskesmas, sebanyak 39 persen siswa memiliki status gizi normal, sedangkan sisanya mengalami gizi kurang atau obesitas.
Tercatat pula sebanya 1,3 persen siswa mengalami obesitas, sementara angka pasti gizi kurang masih dalam proses pendataan lengkap. Temuan ini menunjukkan masih banyak anak yang memerlukan perhatian khusus terhadap pola makan dan gaya hidup sehat.
“Kami menemukan pola makan anak-anak, terutama remaja, cenderung kurang sehat. Banyak yang konsumsi makan cepat saji, minuman manis, dan kurang sayur atau protein hewani. Ini yang menjadi pemicu anemia dan gizi kurang,” katanya.
Sementara hasil pemeriksaan juga menunjukkan hampir 40 persen siswa mengalami kelainan mata, terutama gangguan penglihatan seperti rabun jauh. Menurutnya kondisi ini tidak hanya memengaruhi prestasi belajar, tetapi juga kualitas hidup anak secara keseluruhan.
“Deteksi dini gangguan penglihatan penting agar siswa bisa segera diberikan kacamata atau tindakan medis lanjutan. Gangguan penglihatan sering tidak disadari anak maupun orang tua. Padahal bisa berdampak pada semangat belajar dan perkembangan anak,” tuturnya.
Menurutnya, Dinas Kesehatan menargetkan seluruh siswa di Kabupaten Cirebon akan mendapatkan pemeriksaan kesehatan menyeluruh sebelum akhir 2025. Saat ini, dengan cakupan awal 40 persen pada Agustus, puskesmas terus melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah secara bergilir.(Junaedi)