280 Kelas Terancam Ambruk, Jendela dan Kusen Pintu Banyak yang Keropos

kacenews.id-MAJALENGKA-Sebanyak 280 ruang kelas Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Majalengka dalam kondisi rusak berat, jumlah tersebut diperkirakan belum seluruhnya terdata karena pihak sekolah tidak melaporkannya atau belum terkunjungi Dinas Pendidikan.
Bupati Majalengka Eman Suherman mengatakan jumlah ruang kelas yang mengalami kerusakan tersebut rencananya akan diperbaiki tahun ini atau jika tidak terselesaikan, paling lambat perbaikan selesai di Tahun 2026 mendatang.
“Setiap tahun bangunan terus mengalami penyusutan kondisi, sehingga Tingkat kerusakan bangunans ekolah setiap tahun akan muncul, setidaknya yang semula rusak sedang kondisinya bisa naik menjadi rusak berat,” ungkap Eman.
Menurutnya penting dilakukan pihak sekolah atau pemerintah desa untuk segera melaporkan kondisi sekolah yang ada di wilayahnya, jangan sampai ada sekolah rusak namun tidak dilaporkan sehingga tidak terdata secara benar, akibatnya kerusakan terus belanjut dan siswa kesulitan belajar.
Bupati mengakui tidak menginginkan ada sekolah yang tidak berfungsi karena kondisi bangunann yang tidak layak ditempati, atau pasilitas lainnya seperti bangku dan meja belajar yang tidak tersedia akibat rusak.
“Hal penting terus mobile, jangan sampai ada sekolah rusak pemerintah tidak mengetahui atau kepala sekolah tidak melaporkan,” katanya.
Gedung Sekolah SMP Islam Nunuk, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka kondisinya rusak parah, akibat lama tidak diperbaiki, demikian juga dengan meja belajar yang hampir keseluruhannya reyot dan sulit diperbaiki karena keropos.
Kurang lebih 10 tahun SMP Islam Nunuk menempati Gedung SD Negeri Nunuk setelah Gedung sekolah miliknya habis tersapu banjir Sungai Cisuluheun. Bangku – bangku sekolah dan sebagian peralatan sekolahpun ikut tesapu banjir. Sementara kegiatan belajast
Menurut keterangan salah seorang warga Desa Nunuk, Cicih Sudiasih, kini bangunan sekolah SD yang dipergunakan untuk belajar siswa SMP kondisnya rusak parah karena belasan tahun tidak pernah diperbaiki.
Jendela dan kusen pintu banyak yang sudah keropos, sebagian jendela berlubang karena bingkainya rusak . Lagit – langit ruangan beberapa waktu lalu juga ambruk.
Yudi warga lainnya mengatakan, karena semua meja belajar kondisinya reyot sementara bantuan tidak pernah datang, akhirnya mantan – mantan tenaga pengajar yang kini sudah menjadi PNS dan P3K berencana melakukan iuran untuk membeli bangku sekolah. Namun iuran yang dikumpulkan belum tentu memenuhi semua klebutuhan meja belajar yang kebutuhannya mencapai 51 buah.
“Namanya udunan dari P3K yang gajinya pas pasan tentu seadanya, ini hanya bentuk kepedulian kami terhadap pendidikan warga di Nunuk, yang tidak terperhatikan pihak lain,” ungkap Yudi.
Dulu sekitar 18 tahun yang lalu, didirikannya SMP di Nunuk untuk mengakomodir lulusan SD agar mereka bisa melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Karena dimasa itu lulusan SD jarang yang lemanjutkan sekolah ke SMP karena lokasinya jauh harus ke ibu kota kecamatan yang jaraknya sekitar 12 km, dengan menempuh jalan kaki.
“Sejak ada SMP hampir semua lulusan SD bersedia melanjutkan sekokah. Bangunan sekolahnya berasal dari bantuan donatur, namun kini bangunan habis dan kini menggunakan Gedung SD yang nyaris roboh. Kami mantan – mantan guru di sana ingin anak – anak Nunuk tetap sekolah jangan sampai putus gara- gara bangunan tusak dan bangku yang reyot,” katanya.(Ta)