CirebonRaya

Masyarakat Desak Kasus Dugaan Korupsi Dua Bank di Kuningan Diusut Tuntas

kacenews.id-KUNINGAN-Masyarakat Kuningan belakangan ini dihebohkan kabar tak mengenakkan. Dua kasus dugaan korupsi besar kini mencuat, melibatkan bank BUMN (badan usaha milik nasional) dan Bank Jabar & Banten (BJB) di Cabang Kuningan. Hal itu, memicu kecemasan dan banyak pertanyaan dari nasabah.

Kasus pertama adalah dugaan penggelapan dana kredit di Bank BRI (Bank Rakyat Indonesia). Kasus tersebut menyeret tiga mantan pegawainya yang kini sedang ditangani serius oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Kuningan.

Kemudian, kasus terbaru yang lebih menggegerkan. Yakni dugaan penggelapan dana nasabah prioirtas dengan jumlah fantastis karena mencapai Rp 12,5 miliar lebih.

Kejadian tersebut terjadi di Bank BJB Kuningan. Pelakunya disinyalirnya adalah karyawan bank setempat dengan modus yang cukup canggih.

Nasabah diberi bukti berupa bilyet deposito namun bilyet tersebut diduga palsu. Artinya, meskipun nasabah memegang bukti transaksi, dana mereka tidak pernah masuk dan tercatat resmi dalam sistem bank.

Pensiunan Sekretaris Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Kuningan, Dodon Sugiharto ikut angkat bicara.

Bahkan mempertanyakan pengawasan Bank BJB Kuningan yang mengakibatkan kebobolan dana nasabah yang sangat besar.

“Kalau dilihat dari besarnya jumlah dana nasabah yang digelapkan, ini menunjukkan bahwa pola kerja dan pengawasan bank terhadap karyawannya kurang bagus,” ucapnya.

Ia menambahkan, proses dugaan penyalahgunaan dan penggelapan dana nasabah sebesar itu pasti membutuhkan proses dan waktu lama.

Padahal yang didengar dari saudara dan teman yang bekerja di bank, perhitungan proses keluar masuk uang di bagian front office dan teller dilakukan setiap hari dan tidak boleh ada selisih meski Rp1 rupiah.

“Kalau benar begitu, mengapa sampai bisa terjadi kebobolan yang begitu besar? Ini mengindikasikan adanya celah serius dalam sistem pengawasan internal bank,” tuturnya.

Kasus-kasus seperti itu sangat mencemaskan nasabah. Ada kekhawatiran masyarakat akan panik. Mereka bisa saja menarik dana secara bersamaan dan mendadak atau lebih dikenal dengan sebuah fenomena rush money (penarikan dana massal). Jika hal itu benar-benar terjadi, kondisi bank bersangkutan akan diuji sangat berat.

“Saya pernah mendengar istilah sebuah bank yang terlena peristiwa rush dari nasabah, bisa saja kalah kliring. Entah bagaimana penjelasannya, saya kurang memahami. Intinya, bank tersebut bisa kesulitan besar dalam melayani penarikan dana,” ujarnya.(Ya)

Related Articles

Back to top button