Juang Kencana dan Lansia Berdaya

Oleh : Drs. D. Rusyono, M.Si.
Anggota Juken Kuningan, Mengajar pada UBHI
Waktu mengalun begitu cepat, melesat ibarat kilat, sehingga tidak terasa kita sudah berada di fase yang tertinggi dalam tumbuh kembang manusia (life cycle approach), yaitu tingkatan lanjut usia (elderly). Tentu ini merupakan hal yang harus disyukuri, karena sebuah anekdot menyebutkan bahwa “Berbahagialah para lansia, karena kita pernah muda, dan berdo’alah wahai para kaum muda agar bisa sampai kepada lansia”, pokoknya untuk semuanya tua dan muda agar oleh Allah Swt diberi umur panjang yang berkah, sesuai dengan motto/salam Juang Kencana yaitu “Sehat, Semangat, Ceria dan Bahagia”, artinya panjang umurnya, sehat jasmani-ruhaninya dan berkah hidupnya, itulah hakikat dari salam Juang Kencana. Apalagi untuk bahagia resepnya cukup gampang yaitu jangan berpikir negatif agar terhindar dari penyakit. Memang antara mudah dan sulit untuk mendapat empat kategori ini, perlu perjuangan yang serius, tetapi kata kuncinya masih bisa dijangkau dengan filosofi yang cukup familiar yaitu kunci pertama adalah dengan Tahu, Mampu dan Mau, Tahu ilmunya karena mudah, punya kemampuan untuk melaksanakannya karena memang ringan dibawanya, tetapi untuk Mau kadang perlu perjuangan dan bantuan motivasi agar mudah mencapainya.
Kemudian kunci yang kedua adalah dengan SIAGA, yaitu Siap Antar Jaga yakni SIAP menghadapi/menjalankan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam hidup sehari-hari baik secara agama maupun darigama, kemudian mari ANTAR seluruh anggota keluarga kita untuk beramar ma’ruf nahi munkar, dan JAGA kita semua dari hal-hal yang tidak baik/tidak bermanfaat bahkan yang merugikan. Jadi intinya habluminallah, habluminanas, fastabikul khairat dan khairunnas anfauhum linnas. (ingat Q.S Ashr : 1-3), Insyaa Allah selamat dunia-akhirat.
Selanjutnya salah satu pihak yang bersentuhan langsung dengan lansia adalah Perkumpulan Juang Kencana (disingkat JUKEN), yaitu sebuah komunitas/organisasi tempat bernaungnya orang-orang (Lansia) yang berlatar belakang (secara oficio) purna bakti BKKBN atau Lembaga yang mengelola Program/Kegiatan Pengendalian Penduduk, KB, Pembangunan Keluarga bahkan ada yang dengan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A), dan hampir rata-rata di setiap Kab/Kota nomenklaturnya demian dengan pola kerumpunan, ditambah juga dengan pihak/orang lain baik secara perorangan/kelompok yang secara sukarela/berminat dengan menyatakan diri untuk ikut serta menjadi anggota Perkumpulan Juang Kencana (secara stelsel aktif).
Sebelum kepada hal yang lebih rinci tentang keberadaan/kiprah Juang Kencana, ada baiknya kita kenali dulu kerangkanya supaya kedalamannya menjadi nyambung, antara lain sebagai berikut: Perkumpulan Juang Kencana (JUKEN) adalah wadah bagi purna karya PNS/ASN BKKBN, kemudian Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) KB di daerah, serta para pejuang KB baik yang berada di lingkungan pemerintah maupun suasta dan baik perseorangan maupun kelompok yang secara sukarela menyatakan diri masuk bergabung ke dalam Perkumpulan Juang Kencana. Selanjutnya Juang Kencana berazaskan Pancasila dan UUD 1945, berprinsip kebersamaan, kemanfaatan, sukarela, mandiri, bebas dari kepentingan pribadi dan non partisan/tidak berafiliasi politik. Sedangkan tujuannya adalah memupuk tali silaturahmi dan membantu program/kegiatan Bangga Kencana dan program yang terkait lainnya. Adapun Visinya adalah Menjadikan keanggotaan yang guyub serta dapat berpartisipasi dalam pelembagaan dan pembudayaan (pelembud) NKKBS Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera. Serta dengan Misi sebagai berikut : 1. Meningkatkan silaturahmi antar anggota dan keluarga. 2.Membantu kesejahteraan baik moril/materil sesuai kemampuan. 3.Memupuk potensi/semangat juang para anggota. 4.Mengembangkan kemitraan.
Kemudian Lansia merupakan orang yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupan (life cycle approach), yang selanjutnya akan menjalani proses penuaan/aging process (Wahyudi, 2008). Selanjutnya pengertian lain dari lansia adalah seseorang yang telah memasuki tahapan akhir dari masa kehidupannya, dibagi ke dalam empat kelompok 1.Usia pertengahan (middle age) yaitu 45-54 th., 2. Lansia (elderly) 55-56 th., 3.Lansia Muda (Long Old) 66-74 th., dan Lansia Tua (Old) 75-90 th (WHO, 2013). Lalu menurut UU No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia dan PP No.43/2004 sebagai Pedoman Pelaksanaannya disebutkan bahwa Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas yang dikategorikan dengan Lansia Potensial dan tidak potensial. Potensial adalah masih mampu melakukan pekerjaan dan atau kegiatan serta mendapatkan barang/jasa, sedang tidak potensial adalah yang tidak berdaya dalam mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung kepada bantuan orang lain. Sedangkan BKKBN mengartikan lansia lebih sederhana/praktis yaitu Pra Lansia dengan umur 50-60 th, dan Lansia dengan umur 60 ke atas. BKKBN sempat mengistilahkan lansia dengan Lansia Tangguh yaitu seseorang yang mampu beradaptasi terhadap proses penuaan secara positif dan tetap sehat baik secara fisik, sosial dan mental hingga mencapai masa tua dengan berkualitas dalam lingkungan yang nyaman, mandiri, aktif dan produktif baik dalam hal yang bersifat promotif, produktif, preventif, kuratif dan rehabilitatif (BKKBN, 2014). Sedangkan dari sisi Agama Lansia adalah Orang yang panjang umurnya dan baik amal/perilakunya (HR. Ahmad). Satu lagi Lansia Berdaya adalah Lanjut Usia yang tetap aktif, mandiri dan mampu berkontribusi positif bagi keluarga dan masyarakat, walaupun usianya terus bertambah (Quick Win BKKBN, 2025).
Kemudian yang terkait dengan lansia adalah pemberdayaan, mengapa mesti harus berdaya ? tidak lain adalah agar menjadi kuat, pintar, berakses luas, paham/mengerti, sehingga tidak mudah unutuk dibodohi (Indah, 2024).
Adapun beberapa pengertian tentang pemberdayaan antara lain sebagai berikut : Pemberdayaan adalah kemampuan untuk bertindak, mencapai, melakukan atau memungkinkan, sekaligus merupakan kekuatan yang ada dalam diri manusia sebagai sumber kretivitas, sehingga menjadi bermanfaat dengan hasil yang memuaskan (KBBI, 2023). Sedangkan Tujuan Pemberdayaan (empowering) sendiri adalah 1.Meningkatkan kesejahteraan, 2.Meningkatkan Akses, dan 3.Meningkatkan Kesehatan.
Sedangkan secara prinsip, pemberdayaan meliputi : 1. Partisipasi Aktif (Keterlibatan Komunitas), 2. Inklusifitas dan Keseteraan (Berkeadilan dan berkeseteraan gender). 3. Transparansi dan Akuntabilitas (Keterbukaan informasi dan terbuka), 4.Menghargai nilai budaya setempat (kearifan lokal), 5.Kemandirian dan Keberlanjutan (Kapasitas lokal dan kemanfaatan panjang), 6.Kolaborasi dan Kemitraan (Kerjasama multi sektor), 7.Pembelajaran dan Adaptif (berkelanjutan & fleksibel), dan 8.Penghormatan/Perlindungan terhadap HAM.
Oleh karena itu kiranya tidaklah berlebihan apabila pada Juang Kencana terdapat aspek ilmu dan pengalaman serta jejaring yang cukup kuat dan luas, tinggal persoalannya adalah komitmennya saja yang perlu diperkuat dengan dasar silih asah, asih dan asuh termasuk saling menghargai dan mendukung/menguatkan dengan bingkai sinergitas secara KIS (Koordinasi, Integrasi dan Sinkronisasi).
Tetapi secara spesifik di daerah dalam membangun sinergitas tidaklah semudah yang dibayangkan, dikarenakan situasi dan kondisinya yang bervariatif dengan orientasi kearifan lokal kedaerahan (nuansa Otonomi daerah), dan Juang Kencana sangat menghargai dan memahami akan kearifan di daerah, terlebih dengan nuansa otonomi daerah, yang penting harus dibangun dulu lingkar/rumah besarnya, samakan dulu persepsinya sehingga dapat menghasilkan komitmen/kesepahaman, misalnya dengan Tim Advokasi dari tingkat atas, sehingga pemangku kebijakan di daerah benar-benar mengenali dan memahami akan keberadaan Perkumpulan Juang Kencana. Contoh lain dari aspek intern kalaulah di setiap Kab/Kota rata-rata ada 40 anggota Juken yang aktif, maka satu Prov. Jabar akan terdapat 1.080 orang Juken, yang bersama-sama berkhidmat baik ke dalam organisasi maupun bergerak ke luar dalam membantu SKPD KB/lintas sektor lain melalui berbagai kegiatan yang bermanfaat.
Sedangkan secara usia Perkumpulan Juang Kencana (JUKEN) saat ini telah dewasa berusia 25 th usia yang sudah mulai matang dalam kehidupan, sudah saatnya turun gunung untuk memfasilitasi dan mengayomi para Juken yang ada di daerah, termasuk dengan kebijakan yang populis, dan perlu dimaklumi bahwa Juken Daerah saat ini baru sebatas punya semangat dan kemauan dalam naungan organisasi sosial kemasyarakatan.
Perkumpulan Juang Kencana (JUKEN) berdiri pada 11 Agustus 2000, usia yang dewasa, tentunya dengan hikmah yang dalam bagi Juken, ke depan bisa menjadi organisasi yang lebih baik mampu memberi kemanfaatan bagi mitra/stakeholder dan masyarakat. Kemudian sebagai orang tua tentu mampu menjadi pusat peniruan bagi anak-anaknya yaitu Juken-Juken di daerah. Juga teriring saran/harapan ke depan dapat mengayomi dan memfasilitasi kebutuhan Juken di daerah, serta didukung dengan kebijakan yang populis, sehingga akan berdampak positif terhadap Juken daerah yang nota bene masih sedang belajar jalan dengan terengah-engah, dan sedang membutuhkan pendukungan/penguatan/pendampingan dalam bingkai Tut Wuri Handayani.
Akhir kata teriring do’a selamat milad ke 25 Perkumpulan Juang Kencana (JUKEN) 11 Agustus 2025, tambah usia, pengalaman dan keberkahan yang diridhoi Allah Swt. Semoga Juang Kencana semakin eksis dalam berperan membantu pelaksanaan program/kegiatan DUKBANGGA pada satuan kerja di setiap tingkatan wilayah, disertai SDM-nya juga semakin berdaya, Aamiin.***