Waspada, Angin Kencang dan Suhu Udara Panas Landa Majalengka

kacenews.id-MAJALENGKA-Angin kencang dan suhu udara yang cukup panas disiang hari dan udara dingin di pagi hari mulai melanda wilayah Majalengka, warga dihimbau untuk tidak banya berada di luar ruangan guna menghindari terjdinya dehidrasi serta paparan debu karena angin kencang disertai debu.
Karena panas yang terik serta angin yang demikian kencang Sebagian warga di Majalengka mulai enggan bepergian ke luar rumah jika tidak karena terpaksa.
Angin kencang ini biasa terjadi di Kabupaten Majalengka hingga mendapat julukan kota angin.
Namun kali ini angin kencang disebut terjadi lebih awal karena biasanya angin kencang mulai muncul di bulan Agustus. Saking tingginya kecepatan angin sejumlah pedagang kaki lima di Pasar Mambo terpaksa menggulung terpal yang biasa dipergunakan sebagai atap penahan panas.
“Ageung pisan angina, terpalna janten di gulungkeun sieun hiber, panas mah panas tapi kumaha,” ungkap Yaya pedagang es kelapa muda.
Baginya kemarau dan suhu udara yang cukup panas membawa berkah namun disisi lain dia harus rela berpanas – panasan saat angin muncul cukup kencang.
Angin kencang ini menurut keterangan BMKG Jatiwangi, diprakirakan dapat terjadi hingga akhir Agustus, ini menandakan masuknya musim kemarau di wilayah Majalengka dan sekitarnya.
Menurut keterangan Forescater BMKG Jatiwangi Bayu Satya, untuk wilayah Majalengka, Indramayu, Cirebon serta Kuningan saat ini sudah memasuki musim kemarau sehingga suhu udara mulai terasa panas.
Di wilayah Majalengka suhu udara berkisar antara 25 hingga 35 derajat Celcius dengan kecepatan angin 05 – 20 knots atau sekitar 9 – 37 km per jam.
“Fenomena ini biasa terjadi pada musim kemarau, khususnya di bulan Juli hingga Agustus, ini terjadi saat angin kering dari pegunungan Ciremai bergerak ke dataran rendah. Selain membawa udara kering, angin ini juga menyebabkan suhu dini hari terasa lebih dingin karena minimnya tutupan awan di malam hari. Suhu pagi hari bisa mencapai 24 hingga 25 derajat Celcius,” ungkap Bayu.
Menurutnya, berdasarkan analisis perkembangan awal musim kemarau 2025 ada 2 Zona Musim di Jawa Barat sudah memasuki musim kemarau yaitu wilayah Kota Bekasi bagian utara, Bekasi bagian utara, Karawang bagian utara, Indramayu bagian Timur, dan sebagian kecil Cirebon bagian Utara.
Bayu menghimbau masyarakat tetap waspada terhadap perubahan cuaca yang signifikan, seperti hujan turun tiba – tiba dalam skala lokal dan angin kencang. Karena menurutnya musim kemarau bukan berarti tidak ada hujan sama sekali, tetap akan ada hujan namun curah hujannya jauh lebih sedikit.
“Seperti hari kemarin di beberapa titik terjadi hujan namun intensitasnya sangat kecil dengan durasi yang juga sangat singkat,” ungkap Bayu.
Menurutnya, berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data terkini serta mempertimbangkan beberapa faktor kondisi fisis dan dinamika atmosfer laut skala global ataupun regional yang sedang berlangsung dianggap dapat mempengaruhi kondisi iklim di Provinsi Jawa Barat.
Anomali suhu muka laut (SST) di wilayah Nino 3.4 pada bulan Mei 2025 menunjukkan kondisi ENSO Netral dengan indeks -0.17. BMKG memprediksikan bahwa kondisi Netral akan berlanjut hingga semester kedua tahun 2025.(Tat)