Sakit Parah, Gadis Piatu dan Ditelantarkan Ayah Itu Akhirnya Bisa Dirawat di RS Pelabuhan

BPJS Mati, Berbulan-bulan Melawan Sakit (judul kecil)
Warga Japura, Mutmainnah Akhir RS Pelabuhan (judul besar)
Oleh Ismail-Kabar Cirebon
kacenews.id-CIREBON-KISAH pilu Mutmainnah (18 tahun), gadis piatu asal Desa Japura Kidul, Kecamatan Astanajapura, yang sakit parah tanpa perawatan medis memadai, menggerakkan hati warga. Solidaritas masyarakat yang bahu-membahu akhirnya memantik respon cepat dari Dinas Sosial Kabupaten Cirebon.
Mutmainnah, yang ditelantarkan ayah kandungnya sejak lama dan kehilangan ibu lima tahun silam, selama berbulan-bulan hanya dirawat seadanya oleh bibinya, Wastiri. Kondisi ekonomi keluarga yang serba kekurangan membuat pengobatan Mutmainnah terhambat, hingga akhirnya, warga dan tokoh desa turun tangan membawanya ke Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon.
“Dengan keterbatasan yang ada, warga dan tokoh desa akhirnya gotong royong membawa Mutmainnah ke rumah sakit. Ini murni karena kepedulian bersama,” ujar Syatori, anggota Puskesos Desa Japura Kidul, Selasa (29/7/2025).
Namun perjuangan belum usai. Saat tiba di rumah sakit, Mutmainnah terkendala administrasi lantaran kepesertaan BPJS Penerima Bantuan Iuran (PBI) miliknya nonaktif sejak Juli 2025.
Melihat kondisi tersebut, tokoh pemuda desa, Sutrisno, bersama perangkat desa segera berkoordinasi dengan Dinas Sosial (Dinsos) untuk mengurus reaktivasi BPJS Mutmainnah.
“Kami bergerak cepat. Warga urunan untuk biaya awal, sementara kami hubungi Dinsos agar intervensi bisa segera dilakukan,” kata Sutrisno.
Dinas Sosial Kabupaten Cirebon langsung menindaklanjuti laporan tersebut. Melalui PPTK Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial, Tsabit Albanani, Dinsos mengajukan proses reaktivasi kepesertaan BPJS Mutmainnah melalui aplikasi SIKS-NG.
“Proses reaktivasi sedang berjalan, kami juga berkoordinasi dengan pihak rumah sakit agar Mutmainnah tetap mendapat perawatan tanpa harus menunggu administrasi selesai,” ujar Tsabit.
Kasus Mutmainnah menjadi potret nyata betapa pentingnya akses kesehatan bagi warga miskin. Dinsos menegaskan komitmennya untuk mempercepat proses administrasi agar pengobatan tidak terhambat lebih lama.
“Kami harap, verifikasi segera selesai. Fokus utama kami adalah memastikan yang bersangkutan mendapat penanganan medis maksimal,” imbuh Tsabit.
Sementara itu, Mutmainnah kini menjalani perawatan di Rumah Sakit Pelabuhan dengan dukungan penuh dari warga, tokoh masyarakat, dan pemerintah desa.
Kisah ini menjadi bukti bahwa kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah sangat penting dalam membantu warga yang lemah dan terpinggirkan.(Mail)