Ayumajakuning

Tersedia di Warung Sekolah, SMPN 1 Sumber Bantah Jual Buku Paket Mapel

kacenews.id-CIREBON-Kepala SMP Negeri 1 Sumber Kabupaten Cirebon, H Didin Jaenudin membantah adanya anjuran pembelian paket buku mata pelajaran (mapel) yang ramai diberitakan di Platform media.
Menurut pembelian buku paket pelajaran tersebut dijual di warung sekolah yang ada di lingkungan SMPN 1 Sumber, tetapi tidak ada kaitannya dengan pihak sekolah.
“Informasi kalau siswa wajib membeli paket buku mata pelajaran, tidak benar. Itu tidak diwajibkan untuk membeli, tetapi kalaupun ingin membeli tidak apa-apa. Dan bebas belinya dimana saja, tidak harus di warung sekolah,” katanya di Sumber, Senin (28/7/2025).
Ia mengungkapkan, pihak sekolah sendiri sudah menyiapkan fasilitas dan bantuan buku mata pelajaran untuk para siswa.
“Semua buku mata pelajaran (mapel) sudah disiapkan oleh sekolah di perpustakaan. Dan setiap pembelajaran kita bagikan, tetapi ketika selesai dikumpulkan kembali dan dikembalikan ke perpustakaan,” ujar Didin.
Namun, kata Dindin, buku mata pelajaran biasanya tidak begitu lengkap. Sehingga pihaknya juga menyiapkan buku pendamping untuk para siswa.
“Kita juga siapkan buku pendamping di perpustakaan. Kalau siswa ingin membelinya tidak apa-apa, tetapi ini tidak wajib, karena kami pihak sekolah sudah menyiapkannya,” katanya.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah orang tua siswa di SMP Negeri 1 Sumber, Kabupaten Cirebon, mengeluhkan kewajiban membeli paket buku pelajaran tersebut.
Pasalnya, kewajiban pembelian paket buku tersebut dinilai membebani ekonomi keluarga, terlebih menjelang tahun ajaran baru yang diiringi dengan berbagai pengeluaran lain.
Berdasarkan data yang diperoleh dari orang tua siswa, total harga paket buku untuk kelas 9 mencapai lebih dari Rp 900.000 per siswa. Rincian daftar harga itu mencakup 11 mata pelajaran, dengan harga per buku bervariasi mulai dari Rp 48.000 hingga Rp 115.000.
Salah satu orang tua siswa yang enggan disebutkan namanya mengaku merasa keberatan, terlebih karena pengadaan buku tersebut tidak memiliki pilihan alternatif.
“Kami tidak diberi pilihan, harus beli semua. Kalau tidak, anak nanti katanya tidak bisa ikut pelajaran dengan maksimal,” ujarnya.
Menurutnya, di tengah kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya stabil ini dan harga kebutuhan pokok yang terus naik, kewajiban semacam ini terasa sangat memberatkan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Cirebon, Ronianto mengaku,
belum menerima laporan resmi dari masyarakat terkait dugaan pungutan pembelian paket buku tersebut. Namun pihaknya berjanji akan melakukan penelusuran.(Junaedi)

Related Articles

Back to top button