Ayumajakuning

Skandal Penggelapan Dana Nasabah Bank bjb Kuningan Menguat, Diduga Uang Rp 12,5 Miliar Digondol Karyawan

kacenews.id-KUNINGAN-Kabupaten Kuningan saat ini tengah digemparkan dugaan skandal penggelapan dana nasabah yang melibatkan Bank BJB Kuningan. Jumlah dana yang diduga raib mencapai belasan miliar rupiah sehingga hal itu mengguncang kepercayaan masyarakat terhadap lembaga perbankan bersangkutan.

Wakil Rektor Universitas Kuningan (Uniku), Novi Satria Pradja, mendesak manajemen Bank BJB untuk segera bertindak cepat.

Ia juga menuntut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar tidak menunda investigasi menyeluruh karena penanganan kasus tersebut sangatlah urgen.”Tidak ada alasan untuk berdiam diri,” ucapnya.

Menurutnya, permasalahan ini bukan sekadar masalah uang melainkan juga serangan langsung terhadap dimensi moral dan etika perbankan.

Kejahatan semacam itu berpotensi besar merusak pondasi kepercayaan publik yang telah lama terbangun. Sehingga solusi yang ditawarkan harus komprehensif, tidak hanya menyentuh aspek teknis tapi juga akar masalahnya.

“Kasus dugaan penggelapan dana di Bank BJB Kuningan bukan sekadar tindak kriminal. Ini adalah persoalan etik dan sistemik yang membutuhkan penanganan serius,” katanya.

Ia menegaskan, penyelesaiannya memerlukan pendekatan menyeluruh baik secara filosofis melalui penanaman nilai moral maupun secara ilmiah melalui penguatan sistem manajemen risiko dan pemanfaatan teknologi digital. Harapannya, dapat menciptakan lingkungan perbankan yang bersih, adil dan terpercaya.

Informasi awal yang diterima, termasuk dari Pikiran Rakyat dan sumber lainnya, sangat mengejutkan. Bank BJB, sebagai bank milik pemerintah daerah, kembali menghadapi masalah besar. Setelah kasus di Soreang, kini sorotan beralih ke Bank BJB Kuningan di Cigembang Kelurahan Purwawinangun Kecamatan Kuningan dekat Kajene Forest.

Dugaan kuatnya, dana nasabah prioritas mencapai belasan miliar rupiah telah raib. Nominal awal disebut Rp 12,5 miliar namun ada indikasi angkanya bisa lebih tinggi.

Jumlah fantastis ini menciptakan kegelisahan mendalam di kalangan nasabah dan pemangku kepentingan. Dugaan fraud tersebut tergolong sangat licik dan terencana matang.

Dana nasabah prioritas yang seharusnya paling aman, justru menjadi sasaran utama. Uang mereka diduga dialihkan dan dipakai oleh oknum karyawan bank setempat.

“Ini kasus dugaan fraud yang dilakukan oleh karyawan bank bjb yang terbilang berani,” ungkap sebuah sumber mengutip dari Pikiran Rakyat.

Modus operandi yang digunakan pun terbilang canggih. Nasabah diberi bukti berupa bilyet deposito namun bilyet tersebut diduga palsu. Artinya, meskipun nasabah memegang bukti transaksi, dana mereka tidak pernah masuk dan tercatat resmi dalam sistem bank.

Uang tunai dari nasabah diduga tidak disetorkan langsung ke kasir bank karena bilyet yang dibuat fiktif dan tanda tangan pun diduga dipalsukan.

Kasus fraud itu telah menjadi pembicaraan hangat di kalangan internal karyawan bank setempat. Namun, informasi ini pada akhirnya mulai bocor ke publik, memicu berbagai spekulasi mengenai total kerugian yang sebenarnya. Nilai yang dibobol dikabarkan bisa jauh lebih besar dari angka awal.

Upaya konfirmasi dari media seperti Pikiran Rakyat
kepada Pimpinan Cabang (Pincab) Bank BJB Kuningan, Yonatan, telah dilakukan.

Namun, Yonatan menolak memberikan keterangan dan mengarahkan ke Manajer Komersial Bank BJB Kuningan, Aulia Arif. Arif menjelaskan bahwa masalah ini adalah kewenangan Corporate Secretary (Corsec) bank bjb pusat, karena kantor cabang hanya melayani transaksi.

Kabar Kuningan sendiri juga mencoba mengkonfirmasi melalui pegawai Asep Syaefudin, dan dijanjikan akan disampaikan kepada pimpinan bank pada Senin, 28 Juli 2025.(Yan)

Related Articles

Back to top button