CirebonRaya

Kepemimpinan Sutardi Dipertanyakan, KONI Kabupaten Cirebon Terancam Bubar

kacenews.id-CIREBON-Gelombang pengunduran diri di tubuh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Cirebon belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Kini, giliran Ketua Bidang Prestasi (Binpres), Edi Rosadi, yang resmi mengundurkan diri dari jabatannya, Kamis (24/7/2025).

Mundurnya Edi, yang dikenal aktif dalam pembinaan atlet, semakin mempertegas krisis internal dan kepemimpinan yang terjadi dalam organisasi tersebut.

“Benar, hari ini saya menyatakan mundur dari KONI. Aktivitas saya sebagai pendidik di sekolah semakin padat dan menyita waktu,” ungkap Edi Rosadi, yang akrab disapa Eros, saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon.

Dengan pengunduran Eros, total sudah 12 orang pengurus memilih hengkang dari jajaran kepengurusan KONI Kabupaten Cirebon. Mereka terdiri dari pengurus inti hingga pejabat fungsional di berbagai bidang strategis.

Beberapa nama penting yang lebih dulu mundur antara lain Bendahara Umum Sampriatna, Wakil Ketua Sugeng Darsono, Wakil Ketua Sugeng Supdiana, serta sejumlah pengurus lainnya seperti Asep Kurnia, Fajar Sutrisna, Galih Yanuar, dan Dudi Suryadarma. Termasuk pula Dodi Heryanto (Wakil Bendahara II), Ishyal Mahendra (Wakil Sekretaris II), Dede Aditama (Humas), dan Adi Suherman (Wakil Bendahara I).

Gelombang pengunduran diri ini menimbulkan pertanyaan besar terkait arah kepemimpinan Ketua KONI Kabupaten Cirebon, Sutardi Raharja, yang hingga berita ini diturunkan belum memberikan pernyataan resmi. Upaya konfirmasi dari sejumlah media pun belum mendapat tanggapan, lantaran yang bersangkutan tidak dapat dihubungi.

Fenomena mundurnya satu per satu pengurus dari struktur inti KONI menandakan adanya masalah serius dalam manajemen organisasi. Pengamat olahraga lokal bahkan mulai menyuarakan kekhawatiran atas kelangsungan pembinaan prestasi atlet menjelang agenda penting keolahragaan di tingkat provinsi.

“Kalau Ketua Binpres saja mundur, ini bukan lagi soal teknis, tapi sudah masuk ranah kegagalan kepemimpinan. KONI butuh pembenahan menyeluruh, bukan hanya tambal sulam,” ujar salah satu tokoh olahraga di Cirebon Timur yang enggan disebutkan namanya.

Di sisi lain, sejumlah pihak menilai, gelombang mundur ini merupakan sinyal bahwa iklim kerja dalam KONI saat ini tidak kondusif, baik dari sisi komunikasi internal maupun keselarasan visi antarpengurus.

Tanpa klarifikasi resmi dari pucuk pimpinan, kondisi ini dikhawatirkan akan terus menurunkan kepercayaan publik terhadap institusi olahraga yang seharusnya menjadi ujung tombak pembinaan atlet lokal. KONI Kabupaten Cirebon kini berada di persimpangan, melakukan reformasi struktural secara serius atau kehilangan arah dan legitimasi.(Mail)

Related Articles

Back to top button