CirebonRaya

Rob Tak Kunjung Berhenti dan Merusak Rumah, Warga Desa Ambulu Datangi Kantor DPRD

Warga Ambulu Desak Penanganan Rob

-Warga Desa Ambulu audiensi ke DPRD Kabupaten Cirebon menuntut penanganan serius atas banjir rob yang terjadi selama enam tahun berturut-turut.

-Kuwu Ambulu, Sunaji, menyebut rob bukan lagi bencana musiman, tapi ancaman ekologis permanen yang menghancurkan kehidupan warga.

-Rob menyebabkan rumah terendam, sawah rusak, jalan hancur, anak-anak sakit, dan ekonomi lumpuh.

-Drainase buruk memperparah kondisi karena air tetap menggenang meski rob surut.

-DPRD menyatakan rob sebagai darurat lingkungan, bukan sekadar masalah lokal.

-Komisi III DPRD janji dorong pembangunan tanggul dan perbaikan drainase melalui program strategis.

-Koordinasi antar dinas dinilai lamban, padahal desa pesisir seperti Ambulu paling terdampak perubahan iklim.

-Warga merasa diabaikan dalam perencanaan pembangunan meski menjadi korban langsung dari krisis iklim.

kacenews.id-CIREBON-Warga Desa Ambulu Kecamatan Losari Kabupaten Cirebon, akhirnya angkat suara ke gedung parlemen. Dalam audiensi bersama DPRD Kabupaten Cirebon, Kamis (24/7/2025), mereka menuntut pemerintah daerah berhenti menutup mata atas penderitaan akibat rob yang sudah terjadi selama enam tahun berturut-turut.

Kuwu Desa Ambulu, Sunaji memimpin warga yang menyampaikan langsung kegelisahan mereka kepada para wakil rakyat. Menurutnya, banjir rob bukan lagi bencana tahunan yang bisa ditoleransi, tetapi ancaman ekologis permanen yang merusak kehidupan warga, infrastruktur, hingga perekonomian desa.

“Ini bukan lagi keluhan, ini jeritan. Rob datang tiap tahun tapi yang datang dari pemerintah hanya janji. Rumah terendam, jalan rusak, anak-anak sakit, ekonomi lumpuh. Berapa tahun lagi kami harus bertahan seperti ini?” tegas Sunaji.

Rob yang terus menghantui Desa Ambulu antara Mei hingga Juli setiap tahun bukan hanya membanjiri rumah warga. Air asin itu juga menyusup ke sawah, merusak jalan, menghancurkan fasilitas umum, dan meninggalkan genangan yang tak kunjung surut bahkan setelah air laut turun.

“Setelah rob surut, airnya tetap menggenang. Itu artinya, sistem drainase tidak berfungsi. Ini bukan cuma persoalan teknis, ini soal keberlangsungan hidup warga,” ujar salah satu warga dalam pertemuan.

Menanggapi desakan tersebut, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Cirebon Teguh Rusiana Merdeka menyebut, rob di Ambulu sudah masuk kategori bencana ekologis, bukan sekadar genangan musiman. Ia berjanji akan membawa persoalan ini ke tingkat prioritas pembahasan lintas sektor.

“Ini sudah bukan urusan desa semata. Ini darurat lingkungan. Kalau kita tak bergerak sekarang, ke depan kerusakannya lebih besar dan biayanya lebih mahal,” ujar Teguh.

Ketua Komisi III, Anton Maulana memastikan, pihaknya akan mendorong pembangunan tanggul dan perbaikan drainase melalui jalur resmi dan program strategis daerah. Komisi III, kata dia, segera melakukan peninjauan lapangan dan menjalin koordinasi dengan Dinas PUTR.

“Kami akan pastikan Dinas PUTR menganggap ini sebagai prioritas, bukan sekadar permintaan lokal. Kita berbicara soal krisis pesisir,” katanya.

Sementara itu, anggota Komisi I, Sofwan, menyoroti perlunya dukungan administratif kepada pemerintah desa agar dokumen usulan bisa diterima dan diproses oleh dinas teknis. Ia menyayangkan lambannya koordinasi antarlembaga dalam menangani isu lingkungan.

Nurholis, anggota DPRD dari Dapil V yang meliputi wilayah Losari mengatakan, pihaknya terus menerima keluhan dari masyarakat Ambulu. Ia menyebut, desa-desa pesisir seperti Ambulu adalah korban langsung dari perubahan iklim global, namun sering terpinggirkan dalam perencanaan pembangunan.

“Mereka yang di garis depan menghadapi rob, tapi juga yang paling belakang menerima bantuan. Itu ironi yang harus kita ubah,” ujarnya.(Mail)

Related Articles

Back to top button