Finansial

Di Tengah Naiknya Harga Sembako, Kuningan Alami Surplus Beras

kacenews.id-KUNINGAN-Warga Kuningan dan seluruh rakyat Indonesia patut berbangga karena di tengah bayang-bayang kenaikan harga kebutuhan pokok, Kabupaten Kuningan justru tampil sebagai garda terdepan penumpas inflasi di sektor pangan sehingga hal tersebut patut dicontoh daerah-daerah lainnya.

Bupati Kuningan, H. Dian Rachmat Yanuar secara gamblang memamerkan capaian luar biasa tentang surplus beras yang melimpah ruah sebab dengan luas baku sawah mencapai 26.016 hektare, para petani di Kota Kuda telah membuktikan kapasitasnya. Hal itu sebagai bukti nyata komitmen pemerintah daerah (Pemda) dalam menjaga stabilitas harga dan ketahanan pangan nasional.

Ia menjelaskan, pada tahun 2024, produksi gabah kering giling mencapai angka fantastis sebanyak 352.511 ton. Setelah diproses, menghasilkan 225.995 ton beras murni. Jika dibandingkan dengan kebutuhan konsumsi masyarakat Kuningan yang hanya 132.925 ton, maka selisihnya cukup mencengangkan.
“Kebutuhan warga hanya 132.925 ton sehingga Kabupaten Kuningan menjadi salah satu daerah yang menyumbang surplus beras 93.070 ton untuk nasional,” ucapnya.

Pencapaian gemilang tersebut bukan hasil sulap, melainkan buah dari perencanaan matang sekaligus eksekusi program-program strategis yang dirancang untuk memastikan produktivitas tinggi dan kesejahteraan petani tetap terjaga.
Seperti, Program BERNAS (Benih untuk Rakyat Meningkatkan Produktivitas) menjamin akses petani terhadap benih unggul sekaligus fondasi utama peningkatan produksi. Tak kalah penting, Program BANG PUPUK (Bantuan Gapoktan untuk Penebusan Pupuk) memastikan ketersediaan pupuk bersubsidi, menghilangkan hambatan klasik yang sering membelit petani.

Selain itu, GPM PADARINGAN (Gerakan Pangan Murah untuk Kendalikan Inflasi) dan TAMAN MASAGI (Tanam di Halaman Mitra Sinergi Jaga Inflasi) yang menunjukkan responsivitas pemda dalam menjaga daya beli masyarakat dan mengendalikan inflasi dari hulu hingga hilir. Ditambah lagi, Program DESA B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman) melengkapi upaya ini dengan edukasi gizi yang krusial.

Lebih lanjut dikatakannya, pertanian adalah denyut nadi peradaban. Dan Penyuluh adalah nadinya semangat petani. Petani dan penyuluh merupakan pahlawan ketahanan pangan. Inpres Nomor: 3 tahun 2025 tentang Pendayagunaan Penyuluh Pertanian dalam Percepatan Swasembada Pangan secara Nasional adalah ikhtiar strategis untuk memperkuat posisi penyuluh sebagai jembatan antara pengetahuan dan lahan, antara teknologi dan sawah.

Meski demikian diakui, saat ini masih dihadapkan tantangan seperti jumlah penyuluh yang belum ideal namun semangat untuk terus maju tak pernah padam. Hal itu guna memastikan, pertanian bukan hanya sekadar kerja fisik, melainkan kerja cerdas, kerja mulia dan kerja strategis bagi bangsa. Ancaman inflasi minggat, berkat kerja keras dan surplus beras dari Kuningan.

“Di tangan para penyuluh, benih inovasi tumbuh menjadi lumbung kemakmuran,” katanya (Ya)

Related Articles

Back to top button