Ragam

Sambut Bulan Muharram, Warga Jatiserang Gelar Tradisi Bersama Menikmati Bubur Sura

Kebersamaan Warga Jatiserang dengan Mempertahankan

Bulan Muharram, Warga Jatiserang, Tradisi , Menikmati, Bubur Sura

kacenews.id-MAJALENGKA-Warga Desa Jatiserang Kecamatan Panyingkiran Kabupaten Majalengka gelar tradisi bubur sura menyambut bulan Muharram sebagai bentuk rasa syukur warga dalam pergantian tahun, Selasa (22/7/2025).

Pembuatan bubur sura yang dilakukan warga Jatiserang dilakukan bersama-sama juga dengan bahan baku pembuatan bubur dikumpulkan warga secara sukarela. Di antara warga ada yang mengirim beras, kacang–kacangan ada juga yang umbi–umbian serta bumbu.

Ketua Pelaksana kegiatan ngabubur sura yang juga Ketua RW 05 Desa Jatiserang Uci Kursi mengatakan, membuat bubur sura selain sebagai acara syukuran berganti tahun juga untuk merekatkan masyarakat, membangun gotong royong dan kebersamaan antar warga.

Makanya bahan-bahan bubur berasal dari warga juga pembuatannya dilakukan secara bersama – sama sehingga tampak sauyunan atau kompak.

“Ini biasa kami lakukan setiap tahun, karena ini tradisi leluhur kami yang hingga kini terus kami lanjutkan walaupun pelaksanaanya tidak bertepatan dengam tanggal 1 syuro, namun tetap di bulan syuro,” ungkap Uci.

Menurutnya, bahan yang terkumpul seluruhnya dibuat bubur dan hasilnya dibagikan seluruhnya kepada masyarakat setempat atau pihak yang hadir di acara tersebut.

“Jika dulu bubur disebarkan di daun pisang yang membentuk mangkuk, sekarang bubur dikemas dalam wadah agar lebih mudah saat dibagikan,“ ungkapnya.

Ada ratusan yang mendapat bagian bubur, pengirimannyapun dilakukan dengan gerobak karena banyaknya warga yang mendapat bagian.

“Membuatnya juga di hawu menggunakan kuali besar, kalau di kompor nanti hilang tradisi masak dengan kayu bakarnya,” ungkap Uci.

Kepala Desa Jatiserang, Tirta mengatakan, pembuatan bubur sura atau bubur suro sudah berlangsung sejak nenek moyang mereka atau para pendiri Desa Jatiserang. Sejak dulu bubur dimakan bersama – sama dan sebagian dibagikan kepada warga.

“Tradisi ini akan terus dilestarikan sebagai bentuk harga para sesepuh desa yang sudah berjuang memajukan desa,” katanya.(Tat))

Related Articles

Back to top button