CirebonRaya

Ibu Berperan Strategis Turunkan Stunting, Pemkot Cirebon Berkomitmen Dalam Upaya Pencegahan

 

 

 

kacenews.id-CIREBON-Wakil Wali Kota Cirebon, Siti Farida Rosmawati, menghadiri acara Sosialisasi Program Bangga Kencana yang digelar oleh Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (BKKBN) bekerja sama dengan DPW Perempuan Bangsa Jawa Barat, Sabtu (19/7/2025).

Wakil wali kota menyampaikan apresiasi yang mendalam atas terselenggaranya acara yang dianggap strategis dalam mendorong pembangunan keluarga berkualitas.

“Keluarga adalah tiang pertama yang menentukan ke arah mana kita melangkah. Dari keluarga yang sehat, cerdas, dan sejahtera, lahirlah masa depan yang penuh harapan,” katanya.

Ia mengemukakan, Program Bangga Kencana bukanlah sekadar program kependudukan semata. Lebih dari itu, program ini merupakan gerakan kolektif untuk membangun pondasi bangsa melalui keluarga. Sebuah bangsa akan kuat bila di dalamnya tumbuh keluarga-keluarga yang sadar akan pentingnya kesehatan, pendidikan, dan nilai kehidupan.

Siti Farida juga mengingatkan, tantangan terbesar saat ini adalah stunting. Kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis ini, bukan hanya menjadi isu kesehatan, tetapi juga menyentuh urusan kemanusiaan yang paling mendasar.

“Jika satu anak kehilangan masa depannya karena stunting, maka sesungguhnya kita sedang kehilangan satu potensi besar bangsa,” katanya.

Menurutnya, di Kota Cirebon penanganan stunting menjadi prioritas dalam agenda pembangunan sumber daya manusia. Berdasarkan data e-PPGBM, prevalensi stunting di Kota Cirebon tercatat menurun dari 12,83% pada 2022 menjadi 11,66% pada 2023.

“Kami menyambut baik perkembangan ini, namun sekaligus menyadari bahwa angka tersebut belum cukup mewakili realitas lapangan secara menyeluruh,” katanya.

Sementara data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) mencatat, prevalensi stunting di Kota Cirebon naik dari 17% pada 2022 menjadi 19,9% pada 2023. Kenaikan ini memunculkan kekhawatiran.

“Hal ini menyadarkan kita bahwa masih terdapat persoalan struktural yang belum dtuntaskan, dalam edukasi keluarga, akses terhadap gizi yang cukup, kualitas air bersih, maupun layanan kesehatan dasar yang inklusif,” tuturnya.

Wakil wali kota menyampaikan penanganan stunting tidak hanya bertumpu pada aspek ekonomi semata, namun juga menyentuh soal kesadaran dan pengetahuan. Ia mengingatkan bahwa banyak keluarga yang secara ekonomi mampu, tetapi tidak memiliki cukup pemahaman mengenai gizi seimbang, pentingnya ASI eksklusif, serta sanitasi yang layak.

“Dalam hal ini, perempuan memegang peran yang amat sentral. Ibu adalah mata air pengetahuan pertama bagi anaknya. Ia adalah penjaga kehidupan sejak awal,” ucapnya.

Oleh karena itu, program pemberdayaan perempuan harus menjadi bagian penting dalam strategi penurunan stunting. Dengan perempuan yang berdaya, keluarga akan memiliki kekuatan yang utuh untuk menciptakan generasi unggul.

Pemerintah Kota Cirebon lanjutnya, memperkuat delapan aksi konvergensi penurunan stunting sebagai bagian dari strategi nasional. Mulai dari pelibatan kader posyandu, edukasi gizi ibu hamil dan menyusui, hingga pemantauan tumbuh kembang anak secara terpadu.

Selain itu  wakil wali kota menyampaikan harapannya agar kegiatan sosialisasi ini tidak berhenti hanya di ruang seremonial. Namun semangat yang terbangun hari ini dapat menjadi pijakan nyata untuk gerakan kolektif yang lebih luas.

“Mari kita jadikan setiap rumah tangga sebagai benteng pencegahan stunting. Mari kita jadikan setiap ibu sebagai pelopor gizi keluarga, dan mari kita jadikan setiap anak sebagai prioritas utama pembangunan,” katanya.(Fa)

 

Related Articles

Back to top button