Hilmy Riva’i Mendadak Diganti, Iyan Ediana Jadi Plt Sekda Kabupaten Cirebon

kacenews.id-CIREBON-Rotasi besar-besaran pejabat eselon II Pemerintah Kabupaten Cirebon kembali menyisakan tanda tanya. Salah satu kejutan datang dari pencopotan Sekretaris Daerah (Sekda) Hilmy Riva’i, yang kini dialihkan menjabat sebagai Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP). Padahal, jabatan sekda merupakan posisi tertinggi dalam struktur birokrasi daerah.
Sementara itu, beberapa kepala dinas lain turut digeser ke posisi baru. Namun, tidak demikian dengan Kepala Dinas Pendidikan, Ronianto, yang justru bertahan di tengah gelombang mutasi. Hal ini memunculkan spekulasi adanya permintaan perpanjangan jabatan secara pribadi kepada Bupati Cirebon, Imron.
Meski isu tersebut ramai beredar di kalangan ASN dan pengamat pemerintahan lokal, Bupati Imron membantah. “Tidak ada itu permintaan perpanjangan jabatan. Itu isu yang tidak jelas,” tegas Imron usai pelantikan di Pendopo Kabupaten Cirebon, Selasa (15/7/2025).
Namun hingga kini, tidak ada penjelasan rinci dari bupati soal alasan tidak digesernya Ronianto, padahal sederet nama kepala dinas lain harus rela menempati jabatan baru, termasuk sekda sendiri.
Pergantian Hilmy sebagai sekda menjadi sorotan utama karena jabatan strategis tersebut kini kosong dan akan segera dilakukan pengisian melalui mekanisme open bidding. Untuk sementara, Kepala Inspektorat Kabupaten Cirebon, Iyan Ediana, ditunjuk sebagai pelaksana tugas (Plt) sekda.
Pengalihan posisi Hilmy ke DPMPTSP, alih-alih ke Bapenda sebagaimana spekulasi sebelumnya, disebut-sebut sebagai penurunan halus. Namun hal ini dibantah Sekretaris BKPSDM Kabupaten Cirebon, Ade Nugroho Yulianto.
“Tidak ada unsur demosi dalam rotasi ini. Jabatan sekda dan kepala dinas sama-sama termasuk Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Pratama, jadi setara,” kata Ade.
Ia menambahkan, jika perpindahan ini tergolong demosi, maka izin dari pemerintah pusat tidak mungkin keluar. “Proses mutasi sudah sesuai regulasi. Jadi ini murni kebijakan birokrasi,” ujarnya.
Selain Hilmy, sejumlah pejabat lainnya juga mengalami pergeseran. Erus Rusmana yang sebelumnya menjabat Kadis Ketahanan Pangan, kini memimpin Badan Pendapatan Daerah (Bapenda). Eni Suhaeni mengisi posisi kadinkes, Indra Fitriani diangkat menjadi kepala DPPKBP3A, dan Iwan Rizki (eks Kadis PUPR) kini menjabat Asisten Daerah (Asda) II.
Sementara jabatan Kadis PUPR dan Kadis DPKPP dibiarkan kosong, menyusul adanya kasus hukum yang menjerat pejabat sebelumnya. Beberapa pejabat lain juga mendapat promosi, termasuk Deni Nurcahya yang kini menjabat sebagai Kadis Pertanian, serta Alex Suhendrawan sebagai Kadis Koperasi.
Namun yang menjadi perhatian adalah inkonsistensi dalam alasan rotasi. Jika alasan mutasi adalah penyegaran dan peningkatan kinerja, maka bertahannya beberapa kepala dinas tertentu di tengah gejolak rotasi menjadi pertanyaan publik. Apalagi muncul rumor soal lobi dan jalur khusus yang tidak dibantah secara terang.
Gelombang rotasi ini seharusnya menjadi momentum pembenahan birokrasi, namun justru menimbulkan asumsi liar di tengah masyarakat. Terlebih, ketidakterbukaan alasan rotasi terhadap beberapa pejabat termasuk sekda dan kadisdik mengaburkan prinsip meritokrasi yang semestinya dijunjung tinggi dalam sistem kepegawaian.(Mail)