Berangkat Lagi ke Sekolah
Oleh: Sukanda Subrata
Penulis Lepas
Sekolah merupakan rumah kedua bagi anak – anak. Di tempat ini, anak – anak kita bisa menuntut ilmu di bawah bimbingan bapak dan ibu guru dari awal hingga lulus sekolah.Di tempat ini juga anak – anak punya banyak saudara, punya tempat bermain, punya tempat ibadah, punya dapur umum dan sebagainya.Semua ini menjadi bagian dari kehidupan anak- anak yang tidak bisa terlepaskan.Suka duka dan senang susah mereka jalani bersama dengan posisi sebagai murid.
Sebagai orang tua yang tidak mengajar anak menari, olah raga, teater, puisi ataupun menyanyi. Mengapa tiba – tiba anak – anak kita bisa melakukan itu semua dalam acara kenaikan kelas yang membuat kita tak percaya? Semua itu adalah hasil dari bimbingan bapak dan ibu guru di sekolah melalui program ekstrakurikuler. Luar biasa bukan kemampuan bapak dan ibu guru tersebut yang mampu menggali potensi anak anak kita? Bukan tidak mungkin potensi tersebut menjadi bekal bagi anak anak kita kelak hidup di masyarakat.
Sekolah dengan beragam plus minus dan sarana prasarananya merupakan tempat yang mengasyikkan bagi anak- anak yang tak mungkin dialami oleh orang yang tak pernah sekolah.Kenangan demi kenangan tersebut akan selalu tersimpan di memori anak.Dan kelak akan terbuka dengan sendirinya saat mereka telah keluar dari sekolah.
Anak saat di rumah pasti akan menceritakan apa saja yang dialaminya selama berada di sekolah kepada orang – orang terdekatnya. Anak akan bercerita tentang guru yang baik, tentang teman yang baik, tentang ibu kantin yang baik, tentang ruang kelas, tentang perpustakaan, tentang upacara, anak yang nakal dan sebagainya.Dan anak akan merasa lega begitu bisa menceritakan itu semua secara langsung, anak merasa dihargai pengalamannya, ini tentu sangat menyenangkan. Lalu bagaimana nasibnya bagi anak yang sudah tidak punya ayah ibu? Dengan siapa dia bicara tentang sekolah? Kepada siapa dia mengadu pasti dia sedih bukan main.
Sebaliknya ketika anak kembali ke sekolah maka anak akan menceritakan apa yang dialaminya selama berlibur kepada guru atau kepada teman. Anak bisa mengkonfirmasikan banyak hal kepada guru, oleh karenanya hal tersebut bisa dijadikan materi masukan oleh sekolah ketika akan membuat suatu kebijakan.Maka inilah salah satu dari manfaat libur sekolah.Bayangkan bagaimana susahnya ketika sekolah membutuhkan informasi tentang kondisi anak secara head to head. Jadi dengan liburnya sekolah, satu kali mendayung dua pulau terlampaui.Sekolah selain merupakan rumah kedua bagi anak, sekolah juga merupakan sumber informasi yang kredibel bagi orang tua.
Sebelum libur, kondisi sekolah dalam keadaan bersih rapi.Namun setelah ditinggalkan para murid selama dua pekan pasti kondisinya berubah menjadi koto , bau dan pengap, karena kurang terawat.Oleh karena itu pihak sekolah harus mempersiapkan diri untuk menyambut para murid dan murid baru. Ini semata agar anak tidak merasa asing di sekolah.Bagaimanapun caranya saat anak masuk sekolah, kondisi sekolah harus dalam keadaan bersih, rapi dan aman dari binatang buas karena biasanya ada ular dilaci meja murid.
Sambutlah murid baru dengan memenuhi kebutuhan dasarnya, ruang kelas yang bersih, jumlah meja kursi yang sesuai dan sebagainya.Kadang pemandangan yang sudah tidak asing lagi ketika hari pertama masuk sekolah adalah banyaknya orang tua yang mengantar anak kesayangannya.Saking sayangnya mereka kadang ikut masuk ke kelas takut anaknya tidak kebagian tempat duduk.Seperti itulah kondisi di beberapa Sekolah Dasar, terutama yang berada di kampong – kampung. Ternyata banyak fenomena lain begitu masuk sekolah.Ada anak yang masih berlibur dengan orang tuanya di luar kota, ada yang tidak hadir karena kesiangan atau belum punya buku baru atau sepatu baru.Kondisi baik buruknya sekolah dan sukses tidaknya sekolah di hari pertama akan menjadi santapan orang tua untuk mengekposnya ke media.Masih ada waktu bagi sekolah untuk berbenah diri menjadikan sekolah yang aman, nyaman bagi para muridnya. Kepada para murid ayo berangkat lagi ke sekolah.***





