Jumlah Pemilih Pemula Melonjak pada Pemilu 2029, KPU Kabupaten Cirebon Perkuat Pendidikan Pemilih pada Kelompok Milenial dan Gen Z

kacenews.id-CIREBON– Lonjakan jumlah pemilih pemula di Kabupaten Cirebon menjadi perhatian serius Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat menjelang Pemilu 2029.
Berdasarkan data Daftar Pemilih Berkelanjutan (DPB), KPU mencatat ada 19.848 pemilih pemula yang masuk dalam daftar, menjadi kelompok mayoritas dari total kenaikan jumlah pemilih.
Ketua KPU Kabupaten Cirebon, Esya Karnia Puspawati, mengungkapkan tren meningkatnya pemilih muda bukan hanya angka statistik, tetapi juga tantangan edukasi politik yang harus segera direspon.
“Anak-anak muda ini baru pertama kali memilih. Mereka sangat potensial, tapi juga rentan terhadap disinformasi. Ini bukan sekadar kenaikan angka, ini tantangan kita bersama,” kata Esya saat dikonfirmasi, Rabu (9/7/2025).
Ia menyebutkan, total jumlah pemilih di Kabupaten Cirebon saat ini tercatat mencapai 1.760.362 orang, atau meningkat dari 1.744.362 pemilih pada Pemilu 2014. Kenaikan ini juga didukung oleh dinamika pindah domisili dan pertumbuhan penduduk.
Kecamatan Sumber menjadi wilayah dengan sumbangan pemilih pemula terbesar, dengan total lebih dari 7.300 pemilih baru yang berasal dari kalangan muda. Angka ini mencerminkan geliat demografi yang cukup kuat di kawasan perkotaan.
“Di Kecamatan Sumber saja, tercatat 3.695 pemilih pemula laki-laki dan 3.699 perempuan. Ini baru satu kecamatan, dan kami yakin tren ini terjadi juga di wilayah lain,” katanya.
Menurutnya, KPU akan memperkuat kegiatan pendidikan pemilih yang menyasar kelompok milenial dan Gen Z, terutama melalui pendekatan digital dan partisipatif.
“Kami ingin memastikan mereka paham bagaimana menggunakan hak pilihnya secara cerdas dan bertanggung jawab. Ini bukan soal jumlah suara, tapi kualitas demokrasi kita ke depan,” tuturnya.
Sementara itu, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Cirebon memprediksi, dalam beberapa tahun mendatang, populasi penduduk akan bertambah sekitar 150 ribu jiwa, yang berarti potensi pemilih juga akan terus meningkat.
“Kenaikan jumlah penduduk berarti tanggung jawab yang lebih besar dalam memastikan data pemilih benar dan valid. Program DPB yang kami lakukan rutin setiap tiga bulan menjadi dasar penting untuk itu,” kata Esya.(Is)