Jaga Nilai-Nilai Budaya Daerah, Disarpus Kabupaten Cirebon Dorong Literasi Digital sebagai Medium Pelestarian Kearifan Lokal

kacenews.id-CIREBON-Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Disarpus) Kabupaten Cirebon mencoba menancapkan jangkar penting, untuk menghubungkan literasi digital dengan pelestarian kearifan lokal, di tengah gelombang arus informasi yang kian deras.
Melalui lokakarya bertema “Literasi Digital sebagai Jembatan Pelestarian Kearifan Lokal” yang digelar di Gedung Perpustakaan Daerah (Perpusda) Sumber, belum lama ini, Disarpus mengajak generasi muda dan masyarakat untuk tak hanya akrab dengan teknologi, tetapi juga sadar nilai-nilai budaya yang mesti dilestarikan.
Kegiatan ini melibatkan siswa SMA, pegiat literasi, hingga masyarakat umum yang ingin memahami lebih jauh mengenai dunia digital yang bisa menjadi medium pelestarian budaya lokal, bukan sekadar alat konsumsi hiburan.
“Harapannya, peserta tidak hanya tahu cara menggunakan teknologi, tapi juga paham bagaimana memanfaatkannya secara bijak dan berkontribusi pada lingkungan sekitar, terutama dalam menjaga nilai-nilai budaya daerah,” kata Plt Kepala Disarpus Kabupaten Cirebon, Suhartono.
Menurutnya, pelatihan ini dirancang agar para pelajar bisa menerapkannya di lingkungan sekolah.Kemudian masyarakat bisa mengaplikasikan pengetahuan digital ini dalam aktivitas keseharian, seperti menyaring informasi, mempublikasikan konten positif, atau bahkan menulis cerita lokal yang nyaris hilang ditelan zaman.
Ia menyebutkan, lokakarya ini merupakan rangkaian dari tiga kegiatan literasi yang digelar Disarpus. Dua kegiatan sebelumnya, yakni pelatihan literasi informasi dan bimbingan teknis kepenulisan, telah lebih dulu diadakan dalam minggu yang sama.
Pelatihan literasi informasi mengajarkan peserta untuk berpikir kritis dan menyaring informasi yang benar. Kemudian bimtek kepenulisan mendorong peserta untuk mulai menulis buku, dengan harapan karya-karya tersebut bisa memperkaya koleksi pustaka lokal.
“Dari ketiga kegiatan ini, kami ingin menciptakan generasi yang tidak hanya literat secara teknologi, tapi juga literat secara budaya dan nilai,” katanya.
Ia berharap, dengan berakhirnya lokakarya ini, benih-benih pemahaman digital yang ditanamkan bisa tumbuh menjadi gerakan literasi yang lebih luas dan berkelanjutan.
Suhartono mengemukakan, di era serba digital ini, pelestarian budaya tak harus bertumpu pada panggung-panggung tradisional semata, tapi bisa hidup dan berkembang lewat layar, konten, dan narasi yang menyentuh dunia maya.(Is/Junaedi)